Rocky Gerung: Konsep Revolusi Akhlak Habib Rizieq Terkait dengan Pancasila Dorong Intelijen Jujur

- 4 Desember 2020, 05:25 WIB
Rocky Gerung.
Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

JURNALGAYA - Saat menjadi pembicara utama pada Dialog Nasional 100 ulama dan tokoh, Rabu 2 Desember 2020, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengulas konsep revolusi akhlak dengan menautkan pada kelima sila Pancasila.

Dalam menguraikan gagasan revolusi akhlak, Habib Rizieq mengawalinya dengan tiga sendi persaudaraan yakni persaudaraan kemanusiaan atau ukhuwah basyariyah, persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathoniyah serta persaudaraan keagamaan atau ukhuwah islamyah.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai pernyataan Habib Rizieq dalam reuni 212 secara daring itu menunjukkan dirinya paham dengan situasi kebangsaan dan mengakui Indonesia ini milik semua golongan.

Menurut Rocky, Habib Rizieq telah membungkam mereka yang menstigmakan tokoh FPI itu sebagai sosok radikal fundamental.

Baca Juga: Bermula Kabur dari Penjara Hingga Mendapatkan Penghargaan Oxford, Benny Wenda Terjebak Dalam Mimpi

“Dia uraikan satu hal mungkin orang menjadi perlu pelajari, Habib Rizieq tidak memosisikan diri secara eksklusif. Dia menyebut berbagai elemen dalam perjuangan mendirikan Indonesia, bukan hanya Islam, ada agama lain, etnis lain, tadi itu kuliah universitas kebangsaan," kata Rocky saat berbincang-bincang dengan  Hersubeno Arief pada kanal YouTube Rocky Gerung Official dikutip Kamis 3 Desember 2020.

"Dia mengatakan ini tak boleh pecah karena beda agama, etnisitas atau hal semacam itu,” lanjutnya.

Ia mengharapkan ulasan Habib Rizieq soal konsep revolusi akhlak yang berkaitan dengan kelima sila Pancasila itu bisa menjadi bahan bagi intelijen untuk melihat lebih jujur siapa tokoh FPI itu.

“Habib Rizieq menerangkan fungsi Pancasila satu persatu dengan dalam kendati singkat sehingga Habib Rizieq begitu mengerti untuk merekatkan bangsa ini dengan Pancasila, sehingga opini ini mudah-mudahan direkam aparat intelijen untuk dijadikan bahan menilai siapa sebenarnya Habib Rizieq,” tuturnya.

Baca Juga: Polisi Pengancam Habib Rizieq Jalani Tes Kejiwaan, Kapolresta Pekalongan: Sedang Dalam Pengawasan

Membaca pidato Habib Rizieq dan ulasannya soal revolusi akhlak dan Pancasila, Rocky Gerung menilai tokoh FPI itu ingin mengatakan kepada bangsa Indonesia janganlah FPI dan umat Islam dipandang radikal, diasosikan sebagai ISIS dan teroris.

“Poin penting ini mengubah cara pandang intelijen dan kekuasaan terhadap profil Habib Rizieq. Habib Rizieq sangat bagus membuat diskursus FPI adalah bagian dari upaya menghasilkan keindonesiaan,” jelasnya.

Namun sayangnya kata Rocky, rezim kekuasaan tidak senang dengan gerakan Habib Rizieq ini.

Rocky menuding rezim kekuasaan sengaja memojokkan Habib Rizieq dan FPI sebagai bahan untuk mengokohkan legitimasinya.

Padahal cara demikian justru berbalik, kekuasaan malah makin tak bisa membalikkan legitimasinya.

Baca Juga: Barcelona: Seharusnya Lionel Messi Dijual pada Bursa Transfer Musim Panas Lalu

Rocky juga menyoroti rezim kekuasaan berupaya memisahkan berbagai elemen dari Habib Rizieq. Termasuk upaya memisahkan antara Habib Rizieq dengan Gatot Nurmantyo, yang saat ini menjadi dua simbol terdepan oposisi.

“Cara kekuasaan adu domba dengan memisahkan elemen (dari Habib Rizieq) mudah dikendalikan. Itu tak akan berhasil, itu kan politik devide et impera 4.0, yang sebetulnya orang dengan mudah tangkap mengapa oposisi yang diwakili KAMI dan FPI itu harus dikendalikan. Untuk apa, kan enggak ada kriminal, enggak ada makar, jadi orang mulai paham kekuasaan enggak punya manual baru untuk baca keadaan,” tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x