Jual Nama Luhut Panjaitan, Deputi Kemenko Malves Dorong Obat Modern asli Indonesia masuk sistem JKN

- 21 Desember 2020, 21:28 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan. /Luhut Binsar Pandjaitan/Instagram Luhut Binsar Pandjaitan

 

JURNALGAYA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Malves) Luhut Binsar Pandjaitan mendorong obat modern asli Indonesia (OMAI) untuk bisa masuk dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) agar punya kesempatan yang sama dengan obat-obatan impor.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi Septian Hario Seto dalam webinar bertajuk "Efek Covid-19, Urgensi Ketahanan Sektor Kesehatan" di Jakarta, Senin 21 Desember 2020, mengatakan arahan itu disampaikan Luhut kepada jajarannya agar industri OMAI bisa berkembang.

"Minggu lalu saya sudah lapor ke Pak Menko (Luhut). Pak Menko beri arahan ini biarkan dulu saja masuk, jadi biar diberi kesempatan untuk produsen fitofarmaka masuk ke JKN, lalu mereka fight (berjuang) sendiri untuk marketing obatnya ke dokter, rumah sakit. Ini penting, istilahnya level playing field-nya sama," jelasnya.

Baca Juga: Keren Nih! Kejati DKI Jakarta Raih Penghargaan Zona Bebas Korupsi

Seto menjelaskan fitofarmaka merupakan obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Karena diuji hampir setara dengan obat kimia, maka produk fitofarmaka seharusnya bisa berkompetisi dengan obat-obatan kimia.

Seto juga menyampaikan apresiasi langkah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang telah lebih dulu menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Produk Farmasi.

Dengan aturan TKDN produk farmasi yang baru, Kemenperin dinilai telah mendorong kemandirian industri obat nasional dengan bahan baku herbal dari dalam negeri.

"Kita harus kompak memasukkan TKDN sebagai komponen utama, dan menjadikan obat-obatan produksi dalam negeri jadi prioritas. Namun, kita juga ingin pemain farmasi domestik bisa memberikan harga obat yang kompetitif. Jangan karena sudah diakomodir masuk dalam TKDN, lalu harganya dibuat tinggi," tegas Seto.

Baca Juga: Pangkas Biaya, Pelabuhan Patimban Bakal Disinergikan dengan Tanjung Priok

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah