Pakar Nilai Ridwan Kamil Harus Ikut Bertanggung Jawab Banjir di Jatinangor dan Rancaekek, Kok Bisa?

- 13 Januari 2021, 11:41 WIB
Situasi banjir di daerah Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa 12 Januari 2021 sore
Situasi banjir di daerah Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa 12 Januari 2021 sore /Twitter @whoistimi

"Sayangnya, jumlah area pesawahan di wilayah ini terus menyusut oleh permukiman dan industri," katanya.

Persoalan kedua, menurut Guru Besar bidang ilmu pengelolaan daerah aliran sungai Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad ini, banjir di Jatinangor dan Rancaekek diakibatkan sarana drainase yang tidak memadai. Seluruh jalan di kawasan tersebut banyak yang tidak disertai dengan sarana drainase di bahu jalan.

“Jadi mudah dimengerti ketika gelontoran air yang besar dari atas timur tadi, kalau drainasenya tidak baik, jalan akan menjadi sungai,” katanya.

Baca Juga: TERUNGKAP, Ini Jenis Kelamin Anak Rizki DA dan Nadya Mustika

Persoalan ketiga adalah pendangkalan dan penyempitan sungai di kawasan tersebut. Prof Chay mengatakan, sungai di Jatinangor dan Rancaekek mengalami pendangkalan akibat sedimentasi erosi, lumpur, dan sampah.

“Jangankan di Jatinangor, Kota Bandung saja yang infrastruktur dan monitoring sampahnya lebih baik, tetap masih jadi persoalan saat hujan,” katanya.

Terkait adanya proyek pembangunan jalan tol di kawasan Jatinangor, Prof Chay berpendapat perlu juga melihat apakah proyek tol mengganggu sistem drainase atau tidak. “(Proyek tol) tidak ada masalah asal drainasenya juga sesuai,” katanya.

Baca Juga: Lucas SuperM Diminta Memilih Kai Atau Baekhyun, Siapa yang Dia Pilih? Ini Alasannya

Prof Chay menilai, mengatasi persoalan tersebut butuh kesadaran berbagai pihak. Tidak hanya menjadi tugas pemerintah, masyarakat pun diminta lebih sadar untuk tidak membuang sungai ke wilayah sungai.

 

Halaman:

Editor: Qiya Ameena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah