Komnas KIPI : Belum Ditemukan Kasus Reaksi Anafilaktik Akibat Vaksinasi COVID 19

- 24 Januari 2021, 15:19 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 /

JURNAL GAYA – Di Indonesia belum ditemukan kasus reaksi anafilaktik akibat vaksinasi COVID 19 yang digelar beberapa waktu lalu. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed mengatakan bahwa reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Jabar Vaksinasi Gelombang Kedua Digelar 28 Januari, Hingga Kini Belum Dapat Vaksinasi dari Bio Farma

Menurutnya, dari satu juta dosis, terjadi sebanyak 1 atau 2 kasus. Reaksi Anafilaktik selain disebabkan Vaksin, juga bisa terjadi akibat faktor lain. “Anafilaktik dapat terjadi terhadap semua vaksin, terhadap antibiotik, terhadap kacang, terhadap nasi juga bisa, terhadap zat kimia juga bisa,” ungkap Hindra dikutip dari laman https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/, Minggu 24 Januari 2021.

Baca Juga: Ridwan Kamil Buat Skenario Penyuntikan Vaksinasi Covid-19 di Jabar

Sementara itu, Guru Besar UNPAD sekaligus Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac Prof. Dr. Kusnadi Rusmil, dr., Sp.A(K), MM. menegaskan bahwa kejadian anafilaktik pasti akan terjadi untuk penyuntikan skala besar,sehingga sudah menjadi tugas fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut.

Baca Juga: Luar Biasa! Jabar Saber Hoaks Terima Aduan Hoaks Vaksinasi Covid-19 Capai 182

“Kalau kita lakukan vaksinasi 1 juta saja, 1-2 orang akan pingsan. Kalau yang disuntik 10 juta maka yang pingsan 10-20 orang, orang akan ribut, medsos akan bertubi tubi, media sibuk. Padahal memang seperti itu reaksinya. Jadi kita harus siap siap” beber Kusnadi.

Baca Juga: Raffi Ahmad Digugat, Buntut dari Keluyuran Setelah Vaksinasi: Caderai Kepercayaan Publik

Vaksinasi menurut Kusnadi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding resikonya. Vaksin yang saat ini dipakai dalam program vaksinasi aman, sesuai dengan rekomendasi WHO. Juga memiliki reaksi lokal dan efek sistemik yang rendah, memiliki imunogenitas tinggi serta efektif untuk mencegah COVID-19.

Halaman:

Editor: Yugi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x