Menurut Boris yang juga Chief Executive Officer (CEO) Borsya Group, pendirian sekolah ini untuk menciptakan SDM yang mumpuni di bidang telekomunikasi. Dengan demikian, penyerapan dan perkembangan telekomunikasi di timur Indonesia semakin berimbang serta bisa dinikmati masyarakat timur indonesia.
Ia mengatakan, nantinya ilmu yang bisa dipelajari salah satunya mengenai produk dan proses produksi yang ada di perusahaan Borsya Cipta Communica, salah satu perusahaan berbasis telekomunikasi di Indonesia.
Baca Juga: Tunggak Gaji Karyawan Sejak Mei 2019, Begini Penjelasan Dirut PT INTI
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dalam lima tahun terakhir, penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) oleh rumah tangga di Indonesia menunjukkan perkembangan yang pesat.
Persentase penduduk yang menggunakan telepon selular terus mengalami peningkatan, hingga pada 2018 mencapai 62,41 persen.
Pertumbuhan penggunaan telepon selular ini diikuti pula oleh pertumbuhan kepemilikan komputer dan kepemilikan akses internet dalam rumah tangga yang mencapai angka 20,05 persen untuk kepemilikan komputer dan 66,22 persen untuk kepemilikan akses internet dalam rumah tangga.
Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta Ancam Lahirkan 15 Juta Pengangguran Baru
Ia menilai, SDM yang mumpuni di bidang telekomunikasi menjadi pondasi awal untuk perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia ke depannya.
"Ini menjadi salah satu tujuan saya melihat perkembangan telekomunikasi di indonesia menjadi merata," tutup Boris yang juga calon kandidat Ketua Apnatel pusat.***