Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), militer Israel menyerang Gaza dengan 6.000 serangan udara, dengan hampir 50.000 tembakan tank dan artileri selama 50 hari.
Baca Juga: Sinyal Jajaran Direksi PT Pertamina Segera Dirombak
Dalam berbagai serangan Israel, sebanyak 2.251 warga Palestina, termasuk 551 anak dan 299 wanita menjadi martir, lebih dari 11.000 orang telruka dan lebih dari 1.500 anak menjadi yatim.
Otoritas Palestina menyatakan sebanyak 28.366 rumah hancur akibat serangan udara Israel, mengakibatkan 3.329 rumah hancur total dan 23.445 hancur sebagian.
Sebanyak 65.000 warga Palestina kini menjadi gelandangan di Gaza karena sudah tak memiliki tempat tinggal. Infrastruktur rusak parah akibat berbagai serangan Israel.
Sejauh ini komunitas internasional hanya bisa mengecam tanpa berbuat banyak melihat berbagai agresi brutal Israel yang bersenjata lengkap terhadap warga Palestina.
Baca Juga: Ingin Bubarkan Kementrian BUMN dan Buka Borok Pertamina, Ahok Temui Erick Thohir
Di era Netanyahu, Israel juga melancarkan pembantaian baru di kawasan pada 2018. Saat unjuk rasa damai “Great March of Return” di perbatasan Gaza sejak 30 Maret 2018, tentara Israel menggunakan kekuatan berlebihan termasuk peluru tajam terhadap warga Palestina.
Yang memprihatinkan, para tentara Israel itu membantai warga Palestina di depan mata dunia selama unjuk rasa, ditayangkan live oleh sejumlah televisi lokal. Menurut data Al Mezan, sebanyak 215 warga Palestina tewas dibunuh tentara Israel dan ribuan orang lainnya terluka dalam unjuk rasa.***