Network
JURNAL GAYA- Presiden Joko Widodo memberikan kenaikan pangkat istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam sebuah acara Rapat Pimpinan TNI dan Polri.
Prabowo, yang sebelumnya berpangkat purnawirawan jenderal bintang tiga, kini mendapatkan pangkat jenderal TNI kehormatan bintang empat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tegaskan Harga Beras Turun: Coba Dicek!
Keputusan ini menuai perhatian dan kontroversi, namun Presiden Jokowi dengan tegas membantah bahwa hal ini merupakan bagian dari politik balas budi.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyatakan bahwa Prabowo layak mendapatkan gelar jenderal kehormatan dari Presiden Jokowi.
Menurut Meutya, Prabowo bukanlah orang baru dalam pertahanan Indonesia dan telah memberikan banyak kontribusi yang luar biasa.
Sejak Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 2019, wacana penganugerahan gelar jenderal kehormatan sudah muncul. Proses ini telah melalui tahapan yang panjang dan teliti.
Kontribusi Prabowo dalam bidang pertahanan Indonesia sangatlah signifikan. Sebagai prajurit TNI, ia berhasil melaksanakan Operasi Mapenduma di Papua.
Selain itu, sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo telah melakukan modernisasi alutsista TNI, termasuk pengadaan pesawat jet tempur dan pesawat Super Hercules C130J. Prabowo juga memperluas fasilitas pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI.
Pemberian gelar jenderal kehormatan oleh Presiden kepada Prabowo juga didukung oleh dasar hukum yang berlaku.
Menurut Meutya, sesuai konstitusi dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2009, Presiden memiliki kewenangan untuk memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada individu yang layak. Bukan hanya Prabowo, sejumlah tokoh TNI lainnya juga telah mendapatkan gelar jenderal kehormatan sebagai penghargaan atas dedikasi mereka.
Dalam acara Rapat Pimpinan TNI dan Polri, Presiden Jokowi secara resmi menyematkan pangkat Jenderal TNI Kehormatan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
