Baca Juga: Jadwal Acara TVN Hari Ini Kamis 15 Oktober, Duel Lee Dong Wook - Kim Bum di Tale of the Nine Tailed
Asfin merupakan lulusan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), lalu merintis karier hukumnya sebagai pengacara publik di LBH Jakarta sejak tahun 2000. Sejak saat itu pula, Asfin tak henti memperjuangkan kelompok minoritas di tanah air.
Hobi main piano, Ketua YLBHI ini punya komitmen memperbaiki iklim demokrasi Indonesia yang faktanya berada dalam kondisi kritis. Era peralihan demokrasi yang dimulai sejak 1998 belum selesai, Afin berpendapat saat ini justru mundur kembali ke masa orba.
Asfinawati merupakan aktivi yang di lahir di Bitung, 26 November 1976. Dulu, ia dibesarkan di tiga kota antara lain Denpasar, Langsa, Aceh Timur, dan Jakarta. Menjadi ahli hukum, dulu Asfin mengaku tak suka belajar. Namun untuk urusan berjuang, ia sejak kecil memang dididik sebagai pribadi yang pantang menyerah.
Baca Juga: DPR RI Buat UU Cipta Kerja Kayak Cuci Piring
Baca Juga: Tuntut Demonstran UU Ciptaker Dibebaskan, Fadli Zon Sebut Indonesia Bukan Milik Segelintir Orang
Dikenal sebagai pejuang minoritas, tak banyak orang tahu bahwa Asfin jago main piano. Bahkan ia sempat menjadi guru les piano sebelum akhirnya ia sibuk dengan kiprahnya sebagai pengacara publik.
Sepak terjang Asfin sebagai pembela kaum minoritas, sudah dimulai sejak 1999, tepatnya saat masih menjadi mahasiswa FH UI. Bahkan ia dipercaya sebagai pengurus LBH Jakarta pada 2001.
Menjadi pengacara publik, Asfinawati dan keempat saudaranya juga gemar membaca buku-buku kisah perjuangan para pembela keadilan. Tak heran ia memilih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, setelah tamat dari SMA Negeri 6 Jakarta Selatan.
Baca Juga: Daftar Lengkap Gaji Skuat Liverpool Mulai dari Terendah Joe Gomez hingga Mohamed Salah