"Siapa tahu, ada shifting mentality, dia menyelesaikan ruang kosong yang ditinggalkan oleh Presiden Jokowi karena sudah meninggalkan tagline 'revolusi mental'. Ya revolusi mental, revoluasi akhlak, kurang lebih sama," ujarnya.
Hal yang penting adalah, lanjut dia, dalam revolusi itu, kita menginginkan pemimpin yang amanah, pemimpin yang jujur, pemimpin yang mengejawantahkan pesan konstitusional kita untuk melindungi segenap bangsa, mencerdaskan segenap bangsa, menyejahterakan mereka agar mereka ikut dalam perdamaian dunia.
Baca Juga: Kekeuh Ogah Terbitkan Perppu, Presiden Jokowi Buka Diri Kemungkinan Revisi UU Cipta Kerja
"Indonesia menjadi bagian dari perdamaian dunia, menjadi bagian dari kesejahteraan dunia, bukan negara peminta tapi negara yang pemberi," katanya.***