Topan Molave pekan lalu menewaskan 22 orang, sebagian besar akibat tenggelam di provinsi-provinsi di selatan ibu kota Manila, yang juga merupakan jalur yang diproyeksikan Goni, badai tropis ke-18 di negara itu.
Pihak berwenang menghadapi rintangan lain karena jarak sosial perlu diberlakukan di pusat-pusat evakuasi untuk mencegah penyebaran virus corona. Filipina memiliki infeksi dan kematian COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.
Baca Juga: Tuntut Reformasi, Mahasiswa Boikot Hari Kelulusan Kerajaan: Raja Thailand Tak Pedulikan Rakyatnya
Barang bantuan, mesin berat dan alat pelindung diri sudah ditempatkan di daerah-daerah utama, kata Filipino Grace America, walikota kota Infanta di provinsi Quezon, kepada radio DZBB.
"Tetapi karena pandemi COVID-19, dana kami untuk masalah bencana dan biaya tidak mencukupi."
Pejabat lokal membatalkan operasional pelabuhan dan melarang nelayan untuk berlayar.
Topan Goni, bergerak ke arah barat dengan kecepatan 20 kilometer per jam dari arah Samudra Pasifik, akan membawa hujan deras di atas ibu kota dan 14 provinsi di dekatnya pada Sabtu malam, serta ancaman banjir dan tanah longsor.
Baca Juga: Viral, Sebuah Mobil Tabrak Madjidil Haram
Topan lain, Atsani, mulai menguat di luar Filipina. Sekitar 20 topan melanda Filipina setiap tahunnya.