Haris Azhar 'Tampar' Kompolnas di Mata Najwa: Harusnya Bongkar Kesalahan Polisi, Bukan Jadi Humas

- 6 November 2020, 06:46 WIB
Pudji Hartanto dan Haris Azhar.
Pudji Hartanto dan Haris Azhar. /Tangkap layar YouTube Najwa Shihab.

JURNALGAYA - Acara Mata Najwa belum lama ini menyisakan beberapa kisah yang menarik untuk disimak. Salah satunya kritik pedas yang disampaikan Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar dengan anggota Kompolnas Pudji Hartanto.

Haris awalnya mengomentari pengakuan dua orang yang diduga menjadi korban kekerasan polisi dalam unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Ia menduga ada cukup kuat bukti bagaimana terjadi pelanggaran HAM berat terutama dalam definisi kejahatan terhadap kemanusiaan, serangan terhadap warga sipil yang dilakukan secara sistematis.

Baca Juga: Di Mata Najwa, BIN Sebut Kericuhan Aksi Omnibus Law Terencana, Ini Dalangnya

Baca Juga: 4 Budaya Korean Wave untuk Temani PSBB di Rumah Aja

Salah satunya soal penyiksaan.

"Sistematis karena ada telegram dari Kapolri tanggal 2 Oktober 2020, ada mobilisasi dari sektor cyber, sektor lapangan, gunakan instrumen hukum dalam rangka mengamankan agenda pemerintah soal Omnibus Law," ucap dia.

Dalam telegram itu ada beberapa hal yang diungkap. Yakni melakukan cyber patroli pada media sosial dan manajemen media untuk membangun opini publik yang tidak setuju dengan aksi unjuk rasa di tengah pandemi.

Kemudian, lakukan kontra narasi isu-isu yang mendeskreditkan pemerintah.

"Harusnya yang bekerja Komnasham, karena ini (demo Omnibus Law) pengalaman yang kedua atau ketiga. Modus yang sama, ditangkap random, disiksa, tidak diberi bantuan hukum," ucap dia.

Tangkapan layar, wawancara Najwa Shihab bersama Bintang Keadilan dan Kapur/
Tangkapan layar, wawancara Najwa Shihab bersama Bintang Keadilan dan Kapur/ Youtube Najwa Shihab

Menanggapi hal tersebut, secara umum telegram dikeluarkan, salah satunya untuk deteksi dini. Bagaimana mencegah unjuk rasa, apakah bisa dialikan ke kegiatan positif. Itu artinya fungsi Binmas bekerja.

Kemudian patroli cyber dilakukan karena penyebab kumpulnya massa dan menjadi emosi, sumbernya dari medsos (hoax).

Mengenai pemukulan, ia tidak sependapat itu sistematis. Ada beberapa hal yang harus dicermati.

Baca Juga: Cerita Pilu Dosen Salah Tangkap di Mata Najwa: Dipukuli hingga Pendarahan di Mata

Di antaranya, pemerintah mengeluarkan UU Ciptaker tidak mungkin untuk menyengsarakan rakyat.

Soal pemukulan, harus dilihat dulu apa penyebab pemukulan. Karena saat di lapangan ia melihat, saat pengunjuk rasa melakukan pelemparan, polisi diam saja.

Ucapan itu langsung dikomentari Haris. Ia melihat Kompolnas ini seperti sedang membuat film.

"Pak Pudji ini kaya mau bikin film, kenapa begini karena mau begini. Kita kan lagi bicara soal hak partisipasi warga, penegakan hukum. Penjelasan (Kompolnas) seperti humas Kapolri dengan menggunakan narasi besar," ucap dia.

"Dari laporan Polri, ada 6.000 yang ditangkap. Mestinya tugasnya Pak Pudji ini membongkar temuan kesalahan polisi bukan malah membangun rasionalisasi yang ga rasional," ucap dia.***

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x