Masyarakat Bisa Tahu Kapan Gunung Berapi Akan Meletus, Ini Caranya

- 19 November 2020, 06:44 WIB
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.
Aktivitas hembusan asap putih Gunung Merapi terlihat di wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (16/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) per enam jam pada pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB terjadi 21 gempa guguran, 16 kali gempa hembusan, 65 kali fase banyak dan 12 kali gempa vulkanik dangkal. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

Namun, kekuatan tersebut sedikit menurun jika permukaan menjadi kurang padat.

Ini tidak berarti objek akan langsung terbang ke orbit karena perubahannya sangat kecil.

Tapi, bisa diukur alat bernama ‘gravimeters’.

Batuan cair memiliki kepadatan yang lebih rendah dibandingkan ketika padat, sehingga area gravitasi yang lebih rendah pada gunung berapi, terutama jika mereka berubah dari waktu ke waktu, mungkin menunjukkan magma - dan kemungkinan letusan.

Artikel yang diterjemahkan oleh Willian Reynold ini mengungkapkan pentingnya mempelajari sejarah gunung berapi.

Dengan mempelajari sejarah gunung berapi dan menggabungkan informasi dari berbagai teknik daratan maupun angkasa, kita bisa memahami dan memperingatkan di waktu yang tepat kepada masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sebelum erupsi.***

Halaman:

Editor: Firmansyah

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah