"Meskipun penghasilan guru honorer ini masih belum maksimal, tetapi Guru Tiran tak pernah mengeluh. Beliau, justru terus mengabdikan hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Anne.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, bedah rumah ini merupakan kadedeuh bagi pegawai, termasuk guru dan penjaga sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Laut Pulau Siberut, Getaran Terasa di Padang hingga Agam
Apalagi, yang mendapatkan kadedeuh ini, adalah pegawai-pegawai yang berprestasi dan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk pekerjaannya.
"Ada tiga pegawai kami yang mendapatkan bantuan rehab rumah. Yaitu, guru honorer di SDN Cisaat (Kecamatan Campaka), guru ASN di Kecamatan Kiarapedes dan penjaga sekolah honorer di Kecamatan Tegalwaru," ujar Purwanto.
Kadedeuh untuk bedah rumah ini, masing-masing mendapatkan Rp 30 juta. Tak hanya itu, jajarannya juga memberikan kadedeuh kepada guru honorer yang masa kerjanya sudah lama. Ada 10 orang, masing-masing mendapat bantuan Rp 2,5 juta.
Guru honorer itu, masa baktinya minimal 20 tahun. Dengan adanya Selain itu, kadedeuh ini diharapkan menjadi penyemangat, supaya mereka terus mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan.
Purwanto menyeritakan, Guru Tiran ini saat pertama kali mengabdi, upahnya sangat kecil, hanya Rp 200 ribu per bulan. Tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, dan bergantinya kepemimpinan kepala sekolah, saat ini Tiran mendapatkan upah tertunggi di sekolahnya, sebagai guru honorer. Yakni, mencapai Rp 1,5 juta. ***