Inilah Profil Dudung Abdurachman yang Berani Lawan Habib Rizieq Shihab

- 21 November 2020, 10:12 WIB
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman. /TNI AD

JURNAL GAYA – Sejak beberapa hari lalu nama Dudung Abdurachman menjadi trending topic dibeberapa media sosial. Ya dia merupakan Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M. menjabat sebagai Pangdam Jaya dinilai berani melawan Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Mau Liburan? Ini 5 Tempat Wisata Menarik di Ciwidey

Salahsatu langkahnya yakni memerintahkan prajuritnya menurunkan baliho besar bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Bagaimana profilnya, Jurnal Gaya mencoba menggalinya dari wikipedia dan berbagai sumber untuk Anda.

Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada  16 November 1965 lalu, saat ini usianya 55 tahun. Pria asli Bandung ini menjabar sebagai Panglima Kodam Jaya sejak 27 Juli 2020 . Dudung, lulusan Akmil 1988 ini dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Gubernur Akmil.

Baca Juga: Menakutkan! Aksi TNI di Sekitar Petamburan Rumah Habib Rizieq Mirip Zaman Orde Baru

Pria yang sejak kecil hidup keras itu merupakan putra pasangan Bapak Nasuha dan Ibu Nasyati PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Mengawali dengan menceritakan pengalamannya dari SMP sampai dengan saat ini. Ia Menyelesaikan sekolah dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985). Lulus SMA tahun 1985 kemudian mendaftar Akabri Darat.

Dia melaksanakan pendidikan Akmil sampai 1988 dengan menyandang pangkat Letnan Dua. Dikisahkan, tahun 1981 ketika dia kelas 2 SMP, ayahnya yang bekerja sebagai PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi meninggal dunia. Untuk membantu perekonomian keluarga, akhirnya dia mencari nafkah sebagai loper koran. Pekerjaan itu dilakukan sebelum berangkat sekolah.

Baca Juga: Ruhut Sitompul : Nuhun Pisan Pangdam Jaya Kang Dudung

Dalam usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi. Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, sebetulnya hasil jatuh-bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya. Kepedihan hidupnya di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi.

Halaman:

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x