Refly Harun Menduga Aksi Penurunan Baliho HRS Manuver Rebutan Jabatan TNI Polri

- 22 November 2020, 05:28 WIB
Refly Harun menyebut TNI tidak boleh terjun ke dunia politik karena mereka memegang senjata: Refly Harun menyoroti terkait pencopotan baliho HRS oleh Kodam Jaya dan menyebutkan bahwa hal tersebut bukan kewenangan TNI dan Pangdam.
Refly Harun menyebut TNI tidak boleh terjun ke dunia politik karena mereka memegang senjata: Refly Harun menyoroti terkait pencopotan baliho HRS oleh Kodam Jaya dan menyebutkan bahwa hal tersebut bukan kewenangan TNI dan Pangdam. /Tangkapan layar YouTube Refly Harun

 

JURNAL GAYA – Ahli hukum tata negara sekaligus pengamat politik Refly Harun menduga mencuatnya kasus Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab atas perintah Pangdam  Jaya Dudung Abdurachman sebagai manuver rebutan jabatan di TNI. Sedangkan di Polri akibat pelanggaran protokol ketika penjemputan di Bandara Soekarno Hatta hingga Petamburan dan acara di Megamendung Bogor membuat dua Kapolda langsung dicopot Kapolri Jenderal Idham Azis.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut TNI Dibenarkan Cabut Baliho Kalau Personil Satpol PP Enggak Bisa Manjat

Melalui channel Youtuber pribadinya Refly UNCUT, Refly Harun mengungkapkan munculnya kasus akhir-akhir ini menimbulkan tanda tanya besar di TNI dan Polri. “Karena Panglima TNI memasuki usia pensiun pada Desember tahun ini sedangkan Kapolri usia pensiun pada Januari tahun depan. Untuk itu muncul siapa pengganti Idham Azis makanya ada isu manuver sana manuver sini. Salahsatunya kasus ITE jerat mahasiswa,” ungkap Refly.

Baca Juga: JK Sebut Banyaknya Pengikut Habib Rizieq karena Kekosongan Pemimpin, Sindir Siapa?

Dilanjutkan Refly, persaingan di Kepolisian ini sangat terbuka karena karena Jenderal Idham Azis terbuka memberikan kesempatan kepada Jenderal bintang tiga untuk menjadi Kapolri. “Pak Idham Azis sangat terbuka kepada para kandidat dari jenderal bintang tiga untuk naik menjadi Kapolri,” tegas Refly.

Sementara itu ditubuh TNI hal serupa pun terjadi. “Kalau Panglima TNI, pola kepemimpinannya berbeda yaitu bergantian antar angkatan. Panglima sekarang Hadi dari angkatan udara, sebelumnya Gatot dari AD, sebelum Gatot, Moeldoko juga dari AD. Nah kalau balik lagi ke AD Angkatan Laut gak kebagian. Tapi konon AL itu jatahnya Wakil Panglima,” ucapnya.

Baca Juga: Jual Voucher 12x Lebih Banyak Selama 11.11, ShopeePay Berdayakan Bisnis Masyarakat

Bila memang jatah selanjutnya Panglima turun ke Angkatan Darat, Refly menduga Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi calon kuat untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. Hadi Tjahjanto. “Andika tidak ada saingan karena dia satu-satunya diangkatan Darat. Nah ini lah kekosongan KSAD yang menjadi rebutan akhirnya,” beber Refly.

Semoga persaingan TNI dan Polri diharapakan Rafly tidak mengorbankan rakyat. “Seeoga baik-baik saja. Semoga presiden RI sebagai penghulu bisa memilih sosok-sosok yang track recordnya baik dan bersih sehingga bisa menjadi harapan bagi rakyat,” harap Refly. ***

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x