FAKTA! Ternyata Pola Tidur dan Makan Jadi Kunci Tumbuh Kembang Optimal Anak

17 Maret 2021, 17:18 WIB
Tumbuh kembang anak /

JURNAL GAYA-----Dokter spesialis anak Kanya Ayu Paramastri menuturkan pola tidur dan makan yang baik dan benar menjadi kunci anak bisa mencapai pertumbuhan dan kembang optimal. Nah, jika hal tersebut direalisasikan dengan benar maka aspek lain seperti gizi dan kepintaran akan mengikuti.

"Mengajari anak untuk mengenal dan mematuhi jadwal makan dan tidur dapat memudahkan rutinitas orangtua, hal ini bisa diajari sejak anak masih kecil," kata Kanya Ayu Paramastri dalam sebuah webinar seperti dilansir Antara, Rabu 17 Maret 2021.

Menurut dia jadwal makan dan menyusui yang teratur penting untuk merangsang rasa lapar anak khususnya bila sudah berumur di atas 3 bulan.

Baca Juga: GAWAT! Penikahan Anak Di Bawah Umur di Indonesia Melonjak Dua Kali Lipat Selama Pandemi Covid 19

"Ini artinya, bayi dilatih untuk bisa menyadari rasa lapar dan kenyang timbul pada dirinya," katanya.

Sedangkan, jadwal tidur yang baik sesuai usia anak penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan intelektual (IQ), pemulihan energi, serta berdampak pada mental dan emosi.

Seusai anak berusia satu hingga dua bulan, lambungnya sudah mulai membesar sehingga mereka bisa mempertahankan rasa kenyang hingga 2 sampai 3 jam.

Oleh karena itu, ibu sejak awal dapat menyusui secara teratur beberapa jam sekali di mana anak merasa lapar. Di sela itu, bayi-bayi biasanya akan tidur.

Baca Juga: Kenakan Hijab Saat Foto Prewedding, Aurel Hermansyah Menui Pujian Netizen: Masya Allah Kirain Putri Dellina

Jika anak sudah disusui sesuai jadwalnya, kata dia, jangan langsung berpikir buah hati masih merasa lapar ketika dia menangis sebab tangisan bisa disebabkan hal lain, seperti rasa tidak nyaman karena popok basah hingga mengantuk.

"Saat menyusui teratur sudah diterapkan sejak dini, bayi akan lebih terbiasa seiring berjalannya waktu," katanya.

Saat anak beranjak lebih besar dan bisa menyantap makan pendamping ASI atau makan padat, jadwal makan bisa diteruskan, hanya saja diganti dari ASI menjadi MP-ASI, camilan hingga makanan padat.

"Begitu besar, nanti sama jadwalnya cuma ganti dengan makanan lebih padat," jelas dia.

Baca Juga: Anies Baswedan Ungkapkan Jumlah Kendaraan di Jakarta Lebih Banyak Dibandingkan Warganya

Untuk anak yang sudah menyantap makanan pendamping ASI, dia menuturkan beberapa aturan yang bisa diterapkan untuk anak.

1. Batasilah jam makan maksimal 30 menit. Sudahi bila waktunya habis, entah itu makanan habis atau tidak. Sebab, anak biasanya sudah merasa bosan dan tidak mau makan bila jam makan terlalu lama. Hentikan juga bila anak sudah memberi sinyal menolak makanan. Jangan dipaksa nanti anak bisa trauma.

2. Orangtua jangan memberi iming-iming hadiah agar anak mau makan. Jika ini berlanjut, anak hanya mengejar hadiah dan tidak menyadari bahwa makan adalah hal krusial untuk hidupnya.

 3. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan. Pengasuh atau orangtua bisa makan diselingi menyanyi, atau makan bersama sambil saling menyuapi. Pada beberapa kasus, anak ingin makan dari piring orangtuanya yang terlihat lebih menggiurkan. Orangtua juga bisa menyiapkan makanan anak di piringnya, sehingga mereka bisa makan bersama.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 17 Maret 2021, Andin dan Aldebaran Semakin Uwu Hanya Gara-gara Pecahkan Telor!

4. Biasakan anak makan di meja makan tanpa distraksi apa pun, termasuk menonton televisi atau bermain di gawai. Anak juga boleh duduk di lantai, tetapi orangtua menyediakan meja kecil untuk makan sehingga anak fokus dengan hidangan.

5. Beri anak makan setiap 2-3 jam sekali, di antara itu berikan air putih. Untuk anak yang sudah fokus kepada makanan pendamping ASI dengan frekuensi menyusui yang jauh berkurang, ibu sebaiknya menguatkan diri untuk disiplin hanya membiarkan anak mendapat ASI setelah jam makan dan sebelum tidur.

Jika anak yang tidak mau makan akhirnya hanya diberikan ASI, anak akan berpikir tidak apa meski tidak makan karena dia akan tetap kenyang setelah disusui ibu. Akan terbentuk pemikiran bahwa tidak makan pun tidak apa.

 

Editor: Qiya Ameena

Tags

Terkini

Terpopuler