JURNAL GAYA - Penderita obesitas atau berat badan berlebih, ternyata memiliki risiko kematian akibat Covid-19 lebih tinggi dari mereka yang berat badannya proporsional.
Berdasarkan penelitian dari sebuah studi global, jumlah kematian karena Covid-19 setidaknya 10 kali lebih tinggi di negara-negara yang terdapat 50 persen warga yang memiliki kelebihan berat badan.
Studi dari Johns Hopkins University di Amerika Serikat dan data Observatorium Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia tentang obesitas, menyimpulkan 90 persen atau sekitar 2,2 juta dari 2,5 juta kematian karena virus pandemi sejauh ini terjadi di negara-negara dengan tingkat obesitas yang tinggi.
Baca Juga: Ashanty Kritis, Azriel Rasakan Hal Tersedih di Hidupnya: Bunda Sempat Bilang Belum Siap Sekarang
"Lihat negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, yang tingkat kematian COVID-19 sangat rendah serta tingkat obesitas orang dewasa yang sangat rendah," ujar Tim Lobstein, penasihat ahli Federasi Obesitas Dunia dan profesor di Australia's Sydney University yang ikut memimpin studi seperti dikutip dari ANTARA, Jumat 5 Maret 2021.
Tin menjelaskan, sejunlah negara telah memfokuskan penanganannya pada masyarakat dengan kategori berat tubuh berlebih.
Dilaporkan, studi menemukan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, dengan tingkat kematian karena COVID-19 dan obesitas pada kategori yang termasuk tertinggi.
Baca Juga: Xiumin EXO Rilis Teaser Retro untuk Fan Meeting Online On: Xiuweet Time, Catat Tanggalnya
Seperti di Inggris, dsta menunjukkan bahwa negara ini memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi ketiga di dunia dan tingkat obesitas tertinggi keempat yakni 184 kematian akibat COVID-19 per 100.000 dan 63,7 persen orang dewasa kelebihan berat badan, menurut data WHO.
Profesor kedokteran di Britain's University of Liverpool, John Wilding mengatakan obesitas harus dipahami sebagai risiko kesehatan utama Covid-19 dan diperhitungkan dalam rencana vaksinasi.
"Sangat penting bagi kami untuk menyadari bahwa obesitas ... meningkatkan risikonnya (kematian akibat Covid-19). Oleh karena itu, seperti penyakit lain seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, penderita obesitas harus dipertimbangkan sebagai prioritas awal dalam program vaksinasi di seluruh dunia," ungkapnya.
Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Menjadi Bersemangat Ketika Memikirkan Menggoda Rosé
Berikut 3 Tips diet sehat untuk mengatsi obesitas
Ketua Indonesia Sport Nutrisionis Association (ISNA) Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes berbagi ilmu soal mengatasi obesitas ataunkegemukan dan bagaimana cara memulai diet sehat.
Dr. Rita mengungkapkan, hal yang wajib diprioritas pada saat memulai diet adalah jangan langsung melakukan diet secara ekstrem. Cobalah membatasi konsumsi gula dan mengurangi porsi nasi
Baca Juga: LIDA 2021 Indosiar Mulai Tayang 6 Maret 2021, Ini Link Live Streaming Welcome-nya Nanti Malam
"Obesitas harus kita atasi dan kendalikan. Ini adalah pertanda kita sedang sakit. Untuk memulainya, tidak perlu ekstrem karena tubuh tidak meminta kita melakukannya secara ekstrem. Tubuh butuh adaptasi. Sama halnya jika kita mau gemuk, itu banyak adaptasi," kata Dr. Rita.
Selanjutnya, menyarankan untuk memangkas makanan yang tidak mengandung zat gizi lain selain kalori atau gula.
"Coba eliminasi zat yang hanya mengandung kalori tanpa zat gizi lainnya. Misalnya makanan/minuman manis dengan gula. Itu tidak ada kandungan gizi lain selain gula. Jadi, pangkas itu semua sudah mampu mendefisitkan energi 50-100 kalori per minuman manis, misalnya," ucapnya.
Selain mengurangu makanan manis, Dr. Rita juga menyarankan untuk mencoba mengurangi makanan pokok seperti nasi. Hal ini perlu dilakukan dengan mengurangi porsi nasi dan menyeimbangkannya dengan lauk dan sayuran.
"Kalau nasi dipangkas setengah, kita pasti akan lapar karena porsinya sedikit. Namun, coba tambahkan sayur dan protein rendah lemak ke piring kita," katanya.
"Protein rendah lemak contohnya antara lain putih telur, dan ayam tanpa kulit yang diolah tidak dengan cara digoreng. Setelah menambahkan sayuran dan protein rendah lemak, kenyangnya akan sama (seperti makan nasi satu porsi)," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi Heran, Saya ngomong Benci Produk Asing, Gitu Aja Ramai
Tips terakhir, adalah mengubah teknik memasak dari yang digoreng menjadi dikukus atau dipanggang, demi mengurangi asupan lemak dalam minyak.
"Ketiga kiat ini pasti berhasil, tapi memang harus konsisten melakukannya. Dampak ke depannya, kesehatannya akan bagus, efek emosinya juga jadi baik, saluran cernamnya juga menjadi bagus," tutupnya. ***