BPOM Tak Rekomendasikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca untuk Program Vaksinasi Nasional

- 17 Maret 2021, 20:25 WIB
Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Kepala BPOM Penny K. Lukito. /Tangkapan layar/

JURNAL GAYA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum merekomendasikan  penggunaan vaksin asal perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca, untuk program vaksinasi nasional.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan pihaknya hingga saat ini belum rampung melakukan kajian analisis bersama Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), Komite Nasional Penilai Obat, dan Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI).

"BPOM juga melakukan komunikasi dengan WHO dan Badan Otoritas Obat negara lain untuk mendapatkan hasil investigasi dan kajian yang lengkap serta terkini terkait keamanan vaksin Covid-19 AstraZeneca. Selama masih dalam proses kajian, vaksin Covid-19 AstraZeneca direkomendasikan tidak digunakan," kata Penny dalam keterangan pers, Rabu, 17 Maret 2021.

Baca Juga: Lalu Lintas Tol Cipali KM 158 Direkayasa, Pengguna Jalan Tol Cipali Wajib Tahu Jalur dan Waktunya Cek Yuk!

Disebutkan, penundaan penggunaan itu dilakukan menyusul penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca di 15 negara di Eropa karena terjadi pembekuan darah di sejumlah negara.

Sehubungan hal itu, BPOM akan bertindak atas asas kehati-hatian selama proses investigasi menyeluruh terhadap kasus tersebut sedang dilaksanakan.

Namun demikian, Penny menegaskan bahwa izin penggunaan darurat (EUA) vaksin AstraZeneca yang telah dikeluarkan pada 9 Maret lalu tidak dicabut.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Tinjau Mini Ekskavator Amphibious Terbaru Produksi Pindad, Bandung Butuh Banyak Alat Berat

Ia juga mencontohkan Badan Otoritas Obat global di Inggris, Swedia, Australia, dan Kanada yang tetap menjalankan vaksinasi walaupun telah menerima informasi kasus serius yang diduga terkait vaksin AstraZeneca tersebut.

"Karena manfaat vaksin lebih besar dari risikonya. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah hasil uji klinik dimana tidak ada indikasi keterkaitan antara vaksin dengan kejadian pembekuan darah," jelasnya.

Penny sekaligus menegaskan bahwa 1.113.600 vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia 8 Maret itu berbeda dari golongan bets vaksin yang diduga menyebabkan insiden pembekuan darah itu.

Baca Juga: Ridwan Kamil Siapkan 2.000 Dosis Vaksin COVID-19 untuk Kontingen PON XX Papua

Penny menyebut vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan nomor bets yang dimaksud, yakni ABV5300, ABV3025, dan ABV2856, tidak masuk ke Indonesia.

Namun, ia mengaku pihaknya tetap bekerja atas prinsip kehati-hatian.

"Bets produk vaksin covid-19 AstraZeneca yang telah masuk ke Indonesia tersebut berbeda dengan bets produk yang diduga menyebabkan pembekuan darah dan diproduksi di fasilitas produksi yang berbeda," tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah