Network
JURNAL GAYA - Tradisi makan dengan menggunakan tangan, tak hanya berlaku bagi orang sunda namun orang New orlands, Amerika Serikat juga melakukan kebiasaan ini saat melahap kepiting.
Adopsi kebiasaan makan kepiting menggunakan tangan ini pun bisa Anda jumpai di Kota Bandung. Nama restorannya Dancing Crab yang berlokasi di kawasan Jalan Sumatera.
Selama ini, makan kepiting dan sejenisnya memang lazim menggunakan piring. Namun, sensasinya terasa kurang, karena Anda dibatasi oleh alat makan dan makanannya cenderung dinikmati masing-masing.
Nah untuk mendobrak kebiasaan itu, pengelola DC, Kevin Soenaryo menginovasi sebuah restoran seafood yang mengenyampingkan manner alias aturan makan yang elegan. Saat tersaji di atas meja, siapa pun bebas “menyomot” dengan tangan.
Baca Juga: Dinyatakan Positif COVID 19, Pengacara dan Keluarga Mark Sungkar Belum Bisa Jenguk
Variannya boleh dipilih sesuai selera. Ada kepiting montok berwarna merah menggoda, udang besar, sosis ayam, potongan jagung, kentang, serta wortel.
Menurut Kevin, sensasi mewah ala restonya, memetik inspirasi dari gaya Louisiana seafood, khususnya Louisiana style crabs. Semua berawal dari kegemaran keluarganya menyantap hidangan laut. Sayangnya, di Bandung belum ada konsep bersantap seafood yang benar-benar “nampol” di lidah.
“Karena suka seafood, akhirnya saya buka resto seafood. Uniknya, saya buat hidangannya tanpa alat makan untuk memberikan pengalaman bersantap yang luar biasa. Seperti diketahui, makan kepiting dan variannya memang lebih asyik dengan tangan, tanpa manner, bahkan sampai belepotan. Justru disini nilai seninya,” ungkap Kevin.
Namun resto ini juga tak sembarangan, karena unsur higienitasnya sangat diperhatikan. Semisal saat Anda akan melahap Mr crab yang menggugah selera, meja dipastikan sudah dilapisi plastic food grade yang aman untuk makanan. Anda pun harus memasang apron plastic agar saus merah yang meleleh di kepiting tak menempel di baju. Cukup nyaman bukan?
