Network
JURNALGAYA. Selepas hujang di awal malam, membuat langit cerah tak berawan. Purnama pun bersinar penuh menerangi malam akhir pekan di Kota Bandung.
Dari jalan raya AH. Nasution masuk jalan kecil cipadung, jalanannya menanjak dan cukup seempit. Selepas SMP N 46 Bandung, suasana mulai gelap karena pamandangan perumahan berganti menjadi kebun dan ladang.
Baca Juga: Icip Roti Zaman Belanda di Bandung, Resepnya Sudah 91 Tahun Dipertahankan!
Kurang lebih 1 Kilometer dari sana, maka tibalah di sebuah warung serabi atau surabi di punggung bukit Cigagak. Setiap akhir pekan warung surabi ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Terutama muda mudi yang ingin menghabiskan malam panjang sambil menikmati kota Bandung dari atas ketinggian.
Surabai makanan khas jawa barat ini, menjadi menu utama pilihannya tidak banyak, hanya surabi oncom dan surabi oncom telur. Untuk menghangatkan badan ada bandrek dan teh panas pekat untuk menangkis hawa dingin menusuk hingga ketulang.
Baca Juga: Vitamin D Bisa Menurunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19
Dibelakang warung surabi ini, ada semacam lapangan terbuka dengan pandangan luas ke kota Bandung. beberapa bangku kayu dan meja disediakan oleh pemilik warung, sehingga makin betah untuk berlama lama di sini.
Setelah memesan surabi telur oncom dan surabi oncom, memilih bangku yang kosong dengan pemandangan paling menarik, tak harus menunggu lama, surabi telur dengan ukuran besar matang sempurna karena dibakar diatas tungku dengan api dari kayu bakar.
