Vitamin D Bisa Menurunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19

- 4 Oktober 2020, 14:56 WIB
MENINGKATKAN kadar Vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan secara umum termasuk kesehatan mental.*
MENINGKATKAN kadar Vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan secara umum termasuk kesehatan mental.* /PEXELS/

JURNALGAYA - Peneliti dari Boston University School of Medicine (BUSM) menemukan bukti cukup yang menunjukkan bahwa vitamin D memberikan dukungan positif terhadap pasien virus corona (Covid-19).

Hasil studi menyatakan, konsumsi vitamin D yang cukup menjadikan sejumlah individu yang terinfeksi virus corona dan tengah dirawat terlindungi.

Studi yang menganalisis data 235 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 mendapati, sekitar 51,5 persen punya kemungkinan lebih kecil untuk meninggal akibat infeksi. Ini karena pasien dengan usia lebih dari 40 tahun tersebut mendapatkan asupan vitamin D yang cukup.

Dosis cukup itu didefinisikan setidaknya 30 ng/mL vitamin D.

Baca Juga: Arab Saudi Hari Ini Sambut Jemaah Umrah Pertama di Masa Pandemi Covid-19 Usai Vakum

Penulis utama studi, dokter Michael F. Holick menyatakan, studi ini memberikan bukti langsung bahwa vitamin D dapat mengurangi komplikasi, termasuk badai sitokin atau pelepasan banyak protein ke dalam darah yang teramat cepat.

"Dan itu [badai sitokin] akhirnya menyebabkan kematian akibat Covid-19," lanjut Holick yang juga profesor kedokteran, fisiologi dan biofisika serta kedokteran molekuler di BUSM, dikutip dari Forbes Ahad 4 Agustus 2020.

Penulis penelitian menekankan beberapa keterbatasan dalam studi ini di antaranya, pasien termasuk juga mereka yang memiliki rekam jejal kadar vitamin D 25 (OH).

"Beberapa faktor perancu seperti, merokok dan status sosial ekonomi tidak dicatat untuk semua pasien dan dapat berdampak keparahan infeksi Covid-19. Selain itu, tes RT-PCR tidak dilakukan ke semua pasien dengan gejala klinis Covid-19," tambah dia lagi.

Baca Juga: Merasa Ditunggangi KAMI, Sejumlah Organisasi Buruh Mundur Ikut Mogok Nasional

Metode penelitian menggunakan teknik cross-sectional, dan karena itu penulis tidak menjelaskan hubungan sebab dan akibat dari kecukupan vitamin D dengan penurunan risiko keparahan infeksi Covid-19. Untuk mempelajari sebab-akibat, perlu ada penelitian skala besar dan uji klinis acat (RCT).

Holick menerbitkan studi terpisah baru-baru ini yang menemukan bahwa tingkat vitamin D yang cukup dapat mengurangi risiko tertular Covid-19 antara 19 hingga 54 persen. Ia juga meyakini, kadar vitamin D yang cukup dapat membantu menangkal virus lain yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan, termasuk influenza.

Baca Juga: Rilis Fast & Furious 9 Kembali Mundur, Vin Diesel Terpaksa Kerja Sampingan

"Karena kekurangan vitamin D ataupun ketakcukupan vitamin D begitu marak terjadi pada anak-anak dan orang dewasa di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, terutama pada musim dingin. Maka sebaiknya, setiap orang mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mengurangi risiko terinfeksi dan mengalami komplikasi akibat Covid-19," ia menyarankan.

Pada Juli ini, National Institutes of Health (NIH) merilis penyataan yang menyebut bahwa belum ada cukup data untuk merokomendasikan penggunaan vitamin D dalam pencegahan ataupun pengobatan Covid-19.

Baca Juga: Gabung dengan Manchester United, Edinson Cavani Diberi Gaji Tinggi

Dikutip dari laman kesehatan Health Line, kebanyakan orang sehat memerlukan 10-20 mikrogram (400-800 IU). Terkait pencegahan COVID-19, dilansir dari laman WebMD, pakar kesehatan menyarankan asupan vitamin D sekitar 10-25 mikrogram (400-1000 IU) per hari.

Sumber alami vitamin D bisa diperoleh dari telur, ikan, susu atau bahan makanan yang sudah terfortifikasi dan jamur. Sumber vitamin D bisa pula berasal dari sinar matahari.

Selain vitamin D, para ahli juga merekomendasikan kecukupan vitamin C. Kendati begitu, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter soal dosis ini.

Baca Juga: Omnibus Law RUU Cipta Kerja Terkesan Kejar Tayang, Baleg DPR RI: Waktu Pembahasannya Sudah Selesai


Sedangkan untuk konsumsi suplemen vitamin C dan D, Dokter Spesialis Gizi Klinik di RS Pondok Indah - Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda menyarankan agar berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Sebab, kata dia, ini berhubungan dengan kondisi kesehatan masing-masing orang termasuk berat badan.

"Vitamin C dan D memang sudah direkomendasikan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk diberikan kepada orang yang positif terinfeksi virus COVID-19," kata Raissa dikutip dari Antara.

Jumlah asupan yang dibutuhkan masing-masing orang bisa berbeda-beda. Menurut Raissa, secara umum orang dengan berat badan lebih rendah atau kecil memerlukan dosis vitamin yang lebih sedikit.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x