Video Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Libatkan HRS Ciptakan Konflik Ideologi, Netizen: Bener?

24 November 2020, 05:55 WIB
Fahri Hamzah. /Twitter @Fahrihamzah. /

JURNALGAYA - Potongan video politisi Fahri Hamzah tentang Jokowi dan Habib Rizieq beredar di media sosial Twitter.

Video tersebut diposting @tan*****. Dalam video tersebut, Fahri Hamzah terlihat sedang menjadi pembicara di sebuah acara. Ia kemudian menceritakan tentang konflik ideologi yang diciptakan Jokowi.

"Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi. Apa sekarang hasilnya?" tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Baca Juga: Ramai 'Bagaimana Demokrasi Mati', Fahri Hamzah Sebut Orang Jakarta Telmi, Sindir Anies atau Jokowi?

Ia kemudian mencontohkan dalam pengurusan Habib Rizieq.

"Cuma ngurus Habib Rizieq, yang tadinya ga terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara. Dibikin rekayasa, jadi konflik besar seperti sekarang ini, jadilah Habib Rizieq jadi tokoh besar."

"Setelah itu bingung sendiri bagaimana mengatasinya. Kenapa bikin konflik ideologi," tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Dalam Twitter pribadinya, Fahri Hamzah mengomentari video tersebut, ia mengungkapkan video diambil sekitar tahun 2017 dan kini sudah tahun 2020.

Baca Juga: Profil Millendaru, Keponakan Ashanty yang Tersandung Kasus Narkoba

"Video Ini kira2 2017...sekarang 2020. Oi jakarta Tell me..." tulis dia.

Ia kemudian menegaskan:

"Orang jakarta telmi..." cuit Fahri.

Tidak jelas siapa yang disebut Fahri Hamzah telmi. 

Video ini dikomentari banyak netizen. Salah satunya tentang kekritisan Fahri Hamzah yang mulai tumpul. 

Baca Juga: Ngeri! Beredar Video Fahri Hamzah soal Pemerintah Libatkan Habib Rizieq Ciptakan Konflik Ideologi

"Dulu Abang Khan singa podium ...sekarang udah ngga," cuit @iska*****

"Saya ngikutin itu bang di yutub......acara di ambon kan.....yg dtg aneka golongan dan agama.....Tapi sebenarnya disitu abang lbh menyoroti KPK..."  cuit @ash****

"Jadi benar dulu kasusnya direkayasa ya Bang?" cuit @nep

"saya itu rindu pencerahan bung @Fahrihamzah...sekarang agaknya kurang stamina...jangan sampe impoten bung." cuit @faoe***

Sebelumnya, postingan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Hal itu karena buku yang ditampilkan dalam foto tersebut berjudul 'How Democracy Die".

Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah Foto: Instagram @fahrihamzah

Buku tersebut bagi netizen seolah kode keras. Sebab belum lama ini, Anies dipanggil Polda Metro Jaya karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Setelah itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengeluarkan instruksi bernada ancaman. Kepala daerah yang membiarkan prokes bisa kena sanksi bahkan pencopotan.

Baca Juga: Dini Hari, Yogyakarta dan Bali Digoyang Gempa Diwaktu Berdekatan

Baca Juga: Jubir Jusuf Kalla: Jangan Kotori Pak JK Dengan Fitnah!

Ancaman tersebut dinilai tidak elok. Sebab gubernur, bupati, dan wali kota merupakan pejabat politik yang dipilih oleh warga. Bukan hasil pengangkatan presiden.

Buku tersebut pun dikomentari Fahri Hamzah. Ia mengatakan, orang Jakarta baru membicarakan buku tersebut. Padahal dirinya sudah membahasnya sejak jauh-jauh hari.

"Orang jakarta lagi ribut ini, Saya dah ribut awal tahun lalu..." tulis Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya.

 

Buku itu merupakan kesimpulan dua guru besar Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Kedua pakar itu menceritakan bagaimana demokrasi bisa mati.

Baca Juga: Klasemen Liga Inggris: Liverpool Tempel Ketat Tottenham, MU Arsenal Jauh tertinggal

"Sebetulnya itu adalah kesimpulan 2 guru besar universitas Harvard: Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Dalam buku mereka yang terkenal “How Democracy Die”, mereka menuturkan bagaimana demokrasi bisa mati oleh kudeta militer atau oleh pemilu yang menaikkan para pemimpin curang," tambah Fahri.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini pun beberapa kali melontarkan kritik pedasnya pada pemerintah terkait Habib Rizieq.

Mulai dari mempertanyakan kenapa Presiden Jokowi seolah enggan mengucapkan selamat datang ke Habib Rizieq, hingga saat TNI menurunkan baliho Habib Rizieq. 

Dalam cuitan Twitternya, Fahri berkomentar, negara kaget sehingga dalam kondisi seperti ini belum bisa mengantisipasi keadaan.

Baca Juga: Jubir KPK: Kasus Djoko Tjandra Bisa Seret Tersangka Lainnya

"Awalnya dianggap kecil dan gak penting. Ternyata banyak dan membludak. Lalu nyalahin yang datang dan memecat petugas keamanan,” tulis Fahri dikutip Jurnal Gaya dalam akun twitternya @fahrihamzah, Selasa 17 November 2020.

Fahri pun berkomentar seharusnya negara sudah bisa mengantisipasi sejak dini. “Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi. Jangankan demo, cuaca dan bencana aja bisa diterka. Jadi negara gak boleh kaget dan salah tingkah dong," cuit Fahri Hamzah dalam akun Twitternya. ***

 

Editor: Firmansyah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler