Hebat! Perempuan Ini Dipilih Joe Biden Menjadi Direktur Intelijen Nasional

24 November 2020, 23:30 WIB
Joe Biden. /Instagram.com/@joebiden

JURNALGAYA - Di saat Donald Trump menolak mengakui kekalahannya, Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden telah resmi mengumumkan susunan kabinetnya.

Para pejabat yang berada dalam kabinet Joe Biden ini, memperlihatkan cerminan demografi Amerika.

Selain itu orang-orang di kabinet tersebut merupakan gabungan para pejabat yang bekerja di pemerintahan Barack Obama.

Baca Juga: Inilah Merchant Terbaru ShopeePay Beri Inspirasi Makan Selama WFH

Baca Juga: Ketua KPK Gagal Tampol Anies Baswedan, Imam Masjid New York: Sebelum Terbit Dia Sudah Bisa Baca

Salah satunya adalah Avril Haines yang menjadi Direktur Intelijen Nasional. Dikutip dari sky news, Haines merupakan mantan ajudan Biden.

Haines pernah menjabat sebagai wakil direktur CIA dalam pemerintahan Presiden Barrack Obama sebelum menggantikan Tony Blinken sebagai wakil penasihat keamanan nasional Obama.

Penunjukkannya bukan kejutan besar dan tidak ada kontroversi dalam penganngkatannya. Mereka sebagian besar adalah globalis sentris yang ingin memulihkan hubungan dengan organisasi seperti NATO yang sempat dikritik keras oleh Presiden Trump.

Baca Juga: Pangdam Jaya Dudung Abdurachman 'Serang' FPI, MUI: Itu Akan Menyuburkan Radikalisme

Ada lebih banyak wanita dan lebih banyak orang kulit berwarna daripada yang telah kita lihat dalam empat tahun terakhir.

Selain Avril Haines, Joe Biden juga mengangkat seorang perempuan lain Deb Haaland untuk Pos Sekretaris Dalam Negeri. Dia akan menjadi sekretaris kabinet Pribumi Amerika yang pertama.

Presiden Joe Biden juga mengangkat eks Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan menjadi utusan khusus untuk iklim di kabinetnya.

Baca Juga: Megawati Semprot Menteri Pendidikan Nadiem Makarim

Kantor transisi mengatakan Kerry "akan memerangi perubahan iklim secara penuh waktu sebagai Utusan Presiden Khusus untuk Iklim dan akan duduk di Dewan Keamanan Nasional".

Kerry mungkin yang paling terkenal dari penunjukan Mr Biden, dengan banyak pengalaman dalam krisis global.

Di Twitter dia menulis harapannya dapat bekerja dengan "para pemimpin muda gerakan iklim". Kelompok itu dipelopori oleh Sunrise Movement dan memberikan suaranya ke Biden. Namun tak seperti posisi-posisi lainnya, peran ini tidak perlu konfirmasi dari Senat.

Baca Juga: Heboh Tamparan Keras kepada Pangdam Jaya, Rocky Gerung: Gatot Nurmantyo Pandai Baca Psikologi Lawan

Selain John Kerry, Presiden Biden juga mengangkat Anthony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri. Blinken dikenal sebagai salah satu penasihat kebijakan luar negeri terdekat dan terlama Biden.

Dia secara luas dipandang sebagai sentris pragmatis dalam kebijakan luar negeri yang telah mendukung intervensi Amerika di masa lalu dan dihormati dengan baik oleh beberapa Republik.

Demokrat berharap Blinken akan menghidupkan kembali apa yang mereka lihat sebagai Departemen Luar Negeri yang terkepung dan karir Layanan Luar Negeri dan Sipil.

Baca Juga: Minta Nadiem Masukan Pemikiran Bung Karno dalam Kurikulum, Megawati: Tanggung jawab Situ Berat Lho

Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Barack Obama menggambarkannya sebagai Blinken sebagai sosok yang luar biasa. Selain itu, Blinken dikenalnya sebagai sosok yang cerdas, ramah, diplomat terampil, dihormati di seluruh dunia.

Sementara itu, Presiden Joe Biden mengangkat Alejandro Mayorkas sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri.

Mayorkas sebelumnya mempunyai pengalaman sebagai Wakil Menteri Keamanan Dalam Negeri dari 2013 hingga 2016.

Dia akan menjadi orang Latin pertama yang menjalankan departemen tersebut jika dikonfirmasi dan akan ditugaskan untuk menerapkan dan mengelola kebijakan imigrasi negara.

Baca Juga: Ilegal, 509 TKI Dideportasi Malaysia

Mayorkas merupakan seorang imigran kelahiran Kuba yang keluarganya melarikan diri dari revolusi Castro.

Dia juga bekerja sebagai pengacara di California.

Dia perlu bekerja untuk membangun kembali kepercayaan pada departemen setelah Presiden Trump, beberapa kritikus mengatakan, mengubahnya menjadi penerima pasif dari kebijakan paling kontroversialnya.***

Editor: Firmansyah

Sumber: Sky News RRI

Tags

Terkini

Terpopuler