Menteri BUMN Erick Thohir: 250 Juta Vaksin Merah Putih Siap Diproduksi

8 Januari 2021, 21:43 WIB
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat /Antara

JURNAL GAYA - Optimisme masyarakat kembali muncul setelah hadirnya vaksin Sinovac produksi Cina di Indonesia. Kini vaksin tersebut sedang menuju daerah masing-masing ke seluruh penjuru Indonesia dengan prioritas para tenaga kesehatan.

Sampai saat ini Pemerintah Indonesia sudah mengonfirmasi pemesanan 329,5 juta dosis vaksin Covid-19 dari berbagai produsen.

Jumlah tersebut diharapkan bisa mencukup sampai ke pelosok wilayah Indonesia, sehingga tercipta herd imunity, yang diharapkan Menkes Budi G Sadikin.

Baca Juga: AWAS! Laju Penyebaran Virus Corona Lebih Cepat dari Pembuatan Masker

Herd imunity sendiri akan tercapai apabila vaksinasi bisa mencapai seumlah 70 persen dari total jumlah penduduk.

Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan, artinya tidak seluruh virus digunakan tapi hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen.

Selain itu Indonesia akan menerima vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 15 juta dosis yang selanjutnya akan diproduksi oleh Bio Farma.

"Kita menyiapkan produksi 250 juta dosis. Keputusan itu kita ambil di bulan April dan alhamdullilah Desember ini kesiapannya menjadi 250 juta, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM dan Insya Allah 150 juta dapat lagi bulan Maret 2021 jadi totalnya 250 juta," tambah Erick.

Saat ini ada beberapa tipe vaksin yang sudah dipesan oleh Pemerintah Indonesia dari berbagai perusahaan.

Vaksin jenis pertama dari perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis; kedua dari pabrikan vaksin Amerika Serikat-Kanada Novavax sebesar 50 juta dosis; ketiga dari kerja sama multilateral WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (Covax-GAVI) sebesar 50 juta dosis; keempat dari pabrikan Inggris AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis; dan kelima perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat Pfizer BioNTech sebesar 50 juta.

Baca Juga: Diperiksa Hampir 10 Jam, Gisel Diperbolehkan Pulang Tanpa Ditahan Penyidik

Menteri BUMN Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi "game changer", pengubah situasi di saat pandemi Covid-19, dari ketergantungan kepada vaksin impor menjadi tidak tergantung karena mampu produksi vaksin sendiri di dalam negeri.

"Kemarin, Menkes sudah datang ke Bio Farma dan kita laporkan kita tidak mau tergantung terus vaksin impor jadi vaksin Merah Putih pun kita adakan dan masih perlu waktu. Hari ini bersama KPK dan Menkes akan pantau vaksin Merah Putih bersama agar menjadi 'game changer' bangsa kita tidak tergantung vaksin luar negeri saja," kata Erick Thohir di gedung KPK Jakarta, Jumat, 8 Januari 2021 seperti dikutip dari ANTARA. 

Erick menyampaikan hal tersebut seusai pertemuan antara dirinya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dua pimpinan KPK Alexander Marwata dan Lili Pintauli Siregar, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan serta sejumlah pejabat terkait lain seperti Irjen Kemenkes Murti Utami dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.

Baca Juga: Sudah Pesan 329,5 juta Dosis, Erick Thohir: Kita Tak Mau Tergantung Terus Vaksin Impor

Indonesia membentuk konsorsium yang terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Airlangga untuk mempersiapkan vaksin merah putih.

BPOM telah memberikan sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau izin untuk memulai produksi obat dan vaksin Covid-19 kepada Bio Farma.

"Bahan baku yang akan datang pertengahan Januari ini, dimana Presiden sudah menugaskan Januari ini mendistribusikan 5,8 juta dosis, Februari sebanyak 10,4 juta dan Maret 13,3 juta untuk memproduksi bahan baku vaksin menjadi vaksin," ungkap Erick.***

 

Editor: Qiya Ameena

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler