LIPI Sebut Gempa Merusak Terjadi 5,6 Bulan Sekali, Lalu Magnitudo 9,6 dari Megathrust Selatan Jawa Bali?

29 Januari 2021, 19:37 WIB
Gempa Bumi.* /Pixabay/psc631798


JURNAL GAYA - Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan gempa merusak terjadi berulang setiap 5,6 bulan sekali.

Hal itu melihat sejarah kejadian gempa bumi di Indonesia pada 1900-2012.

"Peristiwa gempa merusak di Indonesia itu terjadi rata-rata setiap 5,6 bulan sekali," kata Eko dalam Sapa Media secara virtual, Jumat 29 Januari 2021.

Sementara perulangan tsunami di Indonesia setiap 1,3 tahun sekali berdasarkan catatan tertulis dari Parwanto dan Oyama (2014).

Catatan sejarah mengenai gempa dan tsunami pada masa lampau masih kurang di Indonesia. Padahal catatan sejarah itu bisa untuk memperkirakan peristiwa berulangnya gempa atau tsunami di masa datang.

Baca Juga: Hwang In Yeob Nyanyikan OST True Beauty, Catat Tanggal Rilisnya

Eko menuturkan gempa dan tsunami berpotensi berulang sehingga perlu diwaspadai dan masyarakat diharapkan bisa memahami kondisi itu dan menjadi warga yang siaga bencana.

"Frekuensinya cukup tinggi maka kemudian keperluan kita untuk segera memberikan pemahaman dan edukasi ke masyarakat menjadi sangat mendesak," ujarnya.

Eko menuturkan gempa magnitudo 9 bisa berulang pada waktu ratusan tahun atau ribuan tahun mendatang.

Eko mengatakan tsunami di Aceh pada 2004 bukanlah kejadian pertama karena pernah ada peristiwa tsunami besar yang terjadi pada beberapa ribu tahun yang lalu, hanya yang membedakan bahwa kejadian tsunami pada 2004 benar-benar menjadi bencana karena korbannya sangat banyak.

"Peristiwa tsunami masa lalu menjadi peringatan dini untuk peristiwa tsunami di masa datang," tuturnya.

Baca Juga: DUH, Menkeu Sri Mulyani : Mulai Febuari Besok, Token Listrik dan Pulsa Dibebankan Pajak!

Menurut Eko, tsunami masa lalu biasanya diketahui dari catatan tertulis dan atau cerita lisan.

Eko mengatakan lebih dari 100 peristiwa tsunami terjadi dalam empat abad terakhir di Indonesia. Dalam 15 tahun terakhir rata-rata tsunami terjadi setiap dua tahun sekali.

Namun, di setiap tempat tsunami, biasanya berulang setiap beberapa puluh atau ratus tahun sekali.

Rentang waktu yang panjang antara dua peristiwa tsunami menjadi salah satu penyebab banyaknya korban jiwa pada peristiwa tsunami di Aceh (2004), Pangandaran (2006), Mentawai (2010), dan Palu (2018).

Eko menuturkan peristiwa tsunami Aceh seolah baru pertama terjadi, padahal tiga tsunami serupa pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: KISAH NYATA, Film 'Assassins' Beberkan Wanita Muda Indonesia dan Vietnam 'Membunuh' Kakak Pemimpin Korea Utara

Sementara itu menurut penelitian yang dilakukan MacCaffrey (2008), masa perulangan gempa bumi magnitudo besar yakni megathrust Sunda sebelah barat Sumatera yakni 525 tahun, dan magnitudo 9,6 dari megathrust selatan Jawa Bali Nusa Tenggara adalah 675 tahun.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler