Soal Impor Beras, Faisal Basri: Orang Puasa Konsumsi Beras Ya Turun

22 Maret 2021, 22:00 WIB
EKONOM Faisal Basri . /AMIR FAISOL/PR/.*/Dok. PR

JURNAL GAYA - Ekonom senior Faisal Basri menyeb pemerintah hingga saat ini tidak memiliki urgensi untuk melakukan impor beras karena tidak ada acaman pasokan.

Selain stok masih terpenuhi pada masa panen ini, konsumsi pun bakal mengalami kecenderungan menurun seiring dengan masa puasa.

"Saya punya keyakinan selama puasa dan lebaran logikanya harga stabil karena orang puasa konsumsi beras ya turun, jangan mengada-ada untuk menjustifikasi impor beras ini," ujarnya pada sebuah acara Webinar, Senin, 22 Maret 2021.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama empat tahun berturut-turut, konsumsi beras dari 2016-2019 menurun.

Baca Juga: Kekeuh Impor Beras, Muhammad Lutfi Siap Mundur dari Jabatan Menteri Perdagangan

Rata-rata konsumsi beras/ketan per kapita pada 2016 tercatat sebesar 1,66 kilogram (Kg) selama sepekan turun menjadi 1,56 Kg pada 2017.

Kemudian, konsumsi kembali turun menjadi 1,55 Kg pada 2018 dan pada 2019 konsumsi melandai tipis ke 1,5 Kg.

Melihat data itu, Faisal mengaku terkejut pemerintah malah berencana melakukan impor beras.

"Konsumsi juga turun disebabkan berkembangnya middle class (kelas menengah) sehingga diversifikasi, tidak banyak lagi mengkonsumsi pangan (beras) atau pengeluaran beras relatif kecil," jelasnya.

Baca Juga: Ini Jadwal SIM Keliling di Kota Bandung Besok, Selasa 23 Maret Ada di Dua Lokasi

Sedangkan, dari sisi harga, ia menilai tidak terjadi fluktuasi berarti baik harga eceran, penggilingan, atau pun di level petani yang mengharuskan pemerintah melakukan intervensi lewat importasi.

Untuk level eceran sejak Januari 2018 hingga Januari 2021 terjadi penurunan harga sebesar Rp585, yaitu dari Rp14.697 per Kg menjadi Rp14.112 per Kg.

Sejak 2019, perubahan harga yang terjadi juga tidak berarti atau cenderung datar, sehingga ia menyebut alasan pemerintah mengimpor beras sebagai mekanisme pengaturan harga bukan alasan yang tepat.

Baca Juga: Pemprov DKI Bakal Uji Coba Sekolah Tata Muka Dalam Waktu Dekat ini

Sedangkan, untuk beras medium penggilingan, juga terjadi penurunan harga dari Rp10.215 menjadi Rp9.405 untuk periode sama.

Sementara, gabah kering panen (GKP) petani tercatat turun sebesar Rp494 atau dari Rp5.415 menjadi Rp4.921 per Kg.

Karena itu, ia berharap pemerintah tidak mengulangi kesalahan di masa lalu dengan mengimpor beras seperti yang terjadi pada 2011 dan 2018.

Kala itu, pada 2011 nilai importasi tercatat sebesar US$1,51 miliar dan pada 2018 sebesar US$1,03 miliar.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Selasa 23 Maret 2021, TEGA! Mama Rossa Usir Aldebaran dan Andin Terancam Jadi Gembel

"Jangan diulangi karena sebetulnya kita bisa hemat US$1 miliar, ini bisa digunakan untuk modernisasi sektor pertanian supaya produktivitas kita naik," bebernya.

pada acara tersebut, Faisal Basri mengatakan, sebetulnya pemerintah sudah berada di jalur yang tepat dalam memperkuat stabilitas pangan dalam negeri.

Bahkan, ia menyambut baik rencana pemerintah membentuk Badan Pangan, namun sebelum itu terjadi ia mengingatkan untuk lebih dulu menertibkan pemburu rente di sektor pangan yang dinilai telah mempermainkan harga pangan.

Baca Juga: Hasil SNMPTN Sudah Diumumkan, Bagaimana Dengan Sekolah Pascasarjana? Berikut Info SIMAK Pascasarjana UI

"Kita tahu pelaku-pelakunya siapa, kalau kita tidak memasukkan dimensi politik rencana kita yang bagus dirusak semua."

"Mau tidak mau kita harus memasukkan variabel itu dalam analisis kita, manipulasi informasi di pemerintahan kan berulang terus," tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani

Tags

Terkini

Terpopuler