Cak Imin Bela Petani, Tolak Pemerintah Import Beras

- 18 Maret 2021, 16:53 WIB
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar /DPR/Jaka-Man

JURNAL GAYA – Rencana Pemerintah RI yang akan mengimport beras masuk ke Indonesia ditentang Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat atau Kokesra, Abdul Muhaimin Iskandar. Pasalnya, Cak Imin panggilan akrabnya mengungkapkan saat ini panen raya tak lama lagi dan jumlah beras dari hasil panen diprediksi akan melimpah.

Dengan kondisi begitu, dirinya meminta Pemerintah menghentikan impor beras. Ironisnya, rencana pemerintah itu akan meng-impor dalam jumlah banya hingga jutaan ton. Kondisi ini sangat memprihatinkan baginya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tolak Impor Beras! Petani Curhat Harga Anjlok Jadi Sengsara

"Tentu ini yang sedang menjadi keprihatinan kita adalah panen yang banyak jangan memperbanyak impor," beber Cak Imin usai acara peluncuran buku berjudul 'Negara dan Politik kesejahteraan' di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis 18 Maret 2021.

Cak Imin mengungkapkan dengan adaya kebijakan impor beras ini akan berdampak negatif bagi petani lokal, dan mengakibatkan kesejahteraan para petani juga menurun. Maka dari itu, Cak Imin meminta Pemerintah agar memberi ruang bagi para petani lokal dan tidak perlu impor di saat produksi beras mencukupi. “Jadi hentikan impor untuk memberi ruang agar produksi pertanian kita tinggi," ujar Cak Imin.

Baca Juga: DPR RI Desak Pemerintah Batalkan Import Beras 1 Juta Ton, Stock Dalam Negeri Masih Cukup!

Tak hanya beras, Cak Imin juga mendesak agar Pemerintah berusaha mengurangi impor produk lainnya seperti garam. Semestinya Indonesia mampu memenuhi kebutuhan garam asalkan teknologinya dikembangkan. "Untuk garam produksinya harus di canggihkan, dimutukan baru kita juga bisa mengurangi impor. Bantu petani-petani dalam negeri," desaknya.

Sebelumnya pemerintah berencana melakukan impor beras sekitar satu juta ton pada awal 2021. Jumlah tersebut dialokasikan untuk penyediaan CBP sebanyak 500 ribu ton, dan kebutuhan Perum Bulog sebanyak 500 ribu ton dengan memperhatikan serapan produksi padi nasional. ***

Editor: Yugi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x