Jelang Bulan Ramadhan, Inilah Tata Cara Qadha Puasa yang Wajib Diketahui oleh Muslim

7 Maret 2023, 10:52 WIB
Ilustrasi Puasa Qadha: inilah tata cara puasa qadha yang harus diketahui oleh muslim /Pexels

JURNAL GAYA - Tanpa terasa, sekarang telah memasuki pertengahan bulan Sya'ban dan sebentar lagi akan datang bulan Ramadhan.

Namun, masih ada di antara kaum muslimin yang masih memiliki hutang puasa wajib pada bulan Ramadhan tahun sebelumnya.

Ada pula muslim yang masih bingung dengan tata cara qadha (mengganti) puasa Ramadhan yang pernah ditinggalkan.

Baca Juga: Jadwal Acara GTV Hari Ini, Selasa, 7 Maret 2023, Saksikan Keseruan Big Movies Platinum: Hitman

Seorang muslim yang sudah mukallaf atau sudah baligh, berakal, tidak gila, dan mampu untuk puasa, memiliki kewajiban untuk berpuasa selama bulan Ramadhan.

Selain itu, kaum muslimin pun diwajibkan menjaga puasanya dari perkara yang dapat membatalkan puasa seperti: makan, minum, dan hubungan suami istri.

Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal karena satu hal yang membuat puasanya batal, baik disebabkan adanya unsur kesengajaan atau tidak sengaja.

Sedangkan orang-orang yang memiliki kewajiban untuk mengqadha puasanya, yaitu:
1. Musafir, yaitu orang yang membatalkan puasa disebabkan bepergian
2. Orang sakit, yang dikhawatirkan sakitnya akan bertambah parah jika puasa
3. Wanita haid dan nifas
4. Muntah yang disengaja
5. Makan dan minum yang disengaja.

Baca Juga: Perkuat Ekosistem Kesehatan, Bio Farma Holding Dukung Penyelesaian Investasi Kimia Farma Group

Tata Cara Qadha Puasa

Dikutip Jurnal Gaya dari laman Bincang Syariah, tata cara puasa qadha sebenarnya sama dengan puasa yang lain pada umumnya.

Adapun hal yang membedakan di antara keduanya hanyalah niat dan teknis pelaksanaannya.

Bagi orang yang puasa qadha sama seperti saat berpuasa bulan ramadhan, harus niat agar puasanya sah dan menjadi puasa qadha.

Sedangkan lafal niatnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ لِلهِ تَعَالىَ

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadâi fardli ramadhâna lillahi ta’ala

“Saya niat puasa pada hari esok, untuk mengganti fardhu Ramadhan karena Allah ta’ala.”

Menurut ulama kalangan mazhab Syafi’iyah, niat dalam puasa qadha sama dengan niat puasa Ramadhan, yaitu harus diucapkan pada malam hari.

Jika tidak, maka puasanya tidak sah dan tidak menjadi puasa qadha.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitabnya mengatakan:

وَيُشْتَرَطُ لِفَرْضِ الصَّوْمِ مِنْ رَمَضَانَ أَوْ غَيْرِهِ كَقَضَاءٍ أَوْ نَذْرِ التَّبْيِيتُ وَهُوَ إيقَاعُ النِّيَّةِ لَيْلًا لِقَوْلِهِ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ النِّيَّةَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Baca Juga: Tips Masak Cepat Beserta Kumpulan Menu dan Resep untuk Sahur Selama 7 Hari Pertama yang Simpel

“Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, puasa nadzar dan lainnya. Syarat ini berdasarkan hadits Rasulullah, ‘Siapa yang tidak mengucapkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya’.”

Demikianlah tata cara pelaksanaan qadha puasa Ramadhan yang harus diketahui oleh kaum muslimin agar ibadahnya sah.***

Editor: Deasy Rafianty

Sumber: Bincang Syariah

Tags

Terkini

Terpopuler