Kemendikbud Sentil Perguruan Tinggi, Banyak Kampus Jadikan Fakultas Kedokteran Tambang Uang

27 Oktober 2020, 09:51 WIB
Ilustrasi Dokter dengan Stetoskop. /Online Marketing/Unsplash

JURNALGAYA - Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam menggambarkan kondisi kedokeran di Indonesia.

Mulai dari ketimpangan jumlah dokter di kota besar dan pelosok, kualitas tenaga kesehatan, hingga mahalnya biaya pendidikan dokter.

Bahkan bisa dibilang biaya pendidikan kedokteran saat ini sangat mahal. Sehingga perguruan tinggi banyak yang menjadikan Fakultas Kedokteran (FK) sebagai tambang uang.

Baca Juga: Relawan Jokowi Sebut Banyak Copet dan Kartel di BUMN

Kampus memanfaatkan FK sebagai sumber pendanaan untuk mensubsidi fakultas dan jurusan lain yang tidak laku.

"FK jangan jadi sumber subsidi silang karena mahal. Harusnya fakultas lain bisa membiayai dirinya sendiri, bukan dieksploitasi. Kalau Unisba tentu tidak begitu," ujar Nizam dalam acara virtual FK Unisba Senin 26 Oktober 2020.

Nizam berharap, pendidikan dokter mendapatkan pengawalan ketat agar kompeten dalam melayani. Salah satunya, untuk menjaga mutu fakultas kedokteran dengan memberlakukan kuota secara nasional. 

Baca Juga: Silet Awards 2020, Dimeriahkan BCL, Lyodra Ginting, Tiara Andini, Rizki Ridho '2R'

"Pendidikan kedokteran perlu sumber daya manusia yang baik. Dengan sistem kuota, pendidikan dokter terkawal baik," katanya.

Nizam mengkritisi jumlah dokter di Indonesia yang belum merata antara kota-kota besar dengan daerah pelosok, terutama di luar Jawa.

Bahkan saat ini, dirinya menerima pengajuan izin pembukaan FK dari 80 perguruan tinggi. Namun lokasinya selalu di kota besar.

Baca Juga: Hari Pertama Operasi Zebra 2020, Tilang Didominasi Pengendara Motor, Ini Pelanggarannya

Dalam rilisnya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba), Nanan Sekarwana mengungkapkan, pandemi Covid-19 membawa dampak dan perubahan besar dalam pelaksanaan kegiatan tri darma perguruan tinggi. 

"Praktis kegiatan pada semester ganjil tahun akademik 2019-2020 dapat berjalan sesuai situasi normal, sedangkan semester genap harus kita hadapi dengan metode yang jauh berbeda," katanya.

Kegiatan secara daring, kata dia, menjadi solusi di tengah pandemi. Mungkin, awalnya sebagaian besar belum familiar dengan pembelajaran jarak jauh, pada akhirnya dituntut harus bisa menjalankannya dan mulai akrab dengan sistem daring tersebut.

Baca Juga: Hari Ini 3.000 Buruh Geruduk Gedung Sate, Tuntut Kenaikan Upah dan Tolak UU Cipta Kerja

Sebagai pejabat baru yang dilantik di masa pandemi ini, pihaknya harus bekerja ekstra keras untuk menjalankan tugas baru yang penuh dengan tantangan untuk tetap menjaga mutu kualitas mahasiswa dan lulusan.  

ILUSTRASI dokter. /pexels/Vidal Balieo Jr

Menurut dia, koordinasi dengan pihak internal Unisba maupun ekternal dengan rumah sakit pendidikan sudah dilaksanakan untuk tetap menjaga keselamatan peserta didik.

Terutama, pada tahap profesi, pada saat pembelajaran luring. Penandatanganan nota kesepakatan dengan seluruh direktur dan kepala rumah sakit Pendidikan utama dan jejaring sudah dihasilkan. 

Nanan mengatakan, koordinasi yang berkelanjutan dengan komite koordinasi Pendidikan, tim koordinasi Pendidikan, kepala bagian, pengurus Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMAH), dan seluruh orang tua mahasiswa pun sudah dilaksanakan.

Baca Juga: 5 Fakta Menyedihkan Tentang Jungkook BTS, No. 1 dan 4 Paling Berat dan Bikin Ambyar

Nanan pun bersyukur, setelah berjuang selama 16 tahun, Alhamdulillah Program Studi Pendidikan Dokter FK Unisba  telah berhasil meraih akreditasi “A” untuk tahap akademik dan profesi dari LAM PT-Kes pada akhir bulan November 2020 berdasarkan SK LAM-PTKes nomor 0651/LAM-PTKes/Akr/Sar/XI/2019 dan SK nomor 0652/LAM-PTKes/Akr/Pro/XI/2019. 

Prestasi tersebut, tentunya membanggakan bagi fakultas kedokteran khususnya dan Unisba pada umumnya. Dengan akreditasi A tersebut kita berada pada posisi yang sejajar dengan fakultas kedokteran terkemuka lainnya di Indonesia. 

"Namun ke depan tentunya menjadi tantangan besar untuk mempertahankan bahkan meningkatkan lagi prestasi-prestasi yang sudah diraih selama ini," katanya.

Baca Juga: Badai Topan Molove Hantam Filipina, 13 Orang Hilang, Puluhan Ribu Pengungsi Minta Tolong

Untuk prestasi di bidang SDM, kata dia, beberapa tenaga dosen di fakultas juga telah berhasil menyelesaikan studi lanjut S2 maupun S3.

Tahun akademik 2020-2021 ini, Unisba sudah memproyeksikan beberapa orang dosen untuk melanjutkan studi ke jenjang S3 baik didalam maupun luar negeri. 

Peningkatan jabatan fungsional, kata dia, sudah berhasil direalisasikan dengan mengajukan sebanyak 22 dosen untuk diproses di universitas dan LLDIKTI.

"InsyaAllah akan meningkatkan performance jabatan fungsional dosen dengan penambahan jumlah 5 asisten ahli, 11 lektor, dan 6 lektor kepala," katanya.

Di tengah situasi pandemi COVID-19, kata dia, Unisba pun berhasil menyelenggarakan ujian OSCE UKMPPD mandiri secara daring pada bulan Agustus 2020. Kelulusan peserta OSCE periode Agustus 2020 mencapai 100 persen. Secara keseluruhan pada tahun akademik 2019-2020 kelulusan first taker peserta OSCE UKMPPD mencapai 99,4  persen. 

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Buat Menpora Italia Naik Pitam hingga Diselidiki Kejaksaan, Ini Penyebabnya

Jumlah total peserta first taker CBT UKMPPD, kata dia, selama tahun akademik 2019-2020 sebanyak 170 mahasiswa dan yang berhasil lulus secara langsung sebanyak 140 mahasiswa. Sehingga kelulusan first taker CBT UKMPPD  mencapai 82,35 persen. 

Prestasi yang membanggakan, kata dia, buah dari kerja keras semua civitas akademika, termasuk juga alumni dan orang tua. "Jumlah lulusan dokter baru pada tahun akademik 2019-2020 adalah 151, sehingga sampai saat ini FK Unisba sudah menghasilkan total jumlah dokter sebanyak 1041 selama 16 tahun," pungkasnya.***

Editor: Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler