JURNALGAYA - Presiden Joko Widodo direncanakan menganugerahi penghargaan Bintang Mahaputra kepada Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo hari ini.
Semalam, beberapa jam jelang penerimaan Bintang Mahaputra, Presidium KAMI ini mengaku belum menerima pemberitahuan resmi.
"Hingga saat ini saya belum terima undangan ataupun Keppres," kata Gatot Nurmantyo seperti dikutip dari RRI, Senin 9 November 2020 malam.
Baca Juga: Profil Gatot Nurmantyo, dari Prajurit, Dirikan KAMI, hingga Dianugerahi Bintang Mahaputra
Sama seperti publik, mantan orang nomor satu di jajaran TNI mengaku kabar itu juga diketahuinya melalui akun Twitter Menko Polhukam Mahfud MD.
"Itu hanya disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD dalam akun Twitternya," ungkap Gatot.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo direncanakan menganugerahi penghargaan Bintang Mahaputra kepada Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo.
Baca Juga: Akan Terima Bintang Mahaputra, Gatot Nurmantyo Belum Terima Undangan dan Minta Keppres
Baca Juga: Buah Simalakama Bintang Mahaputera Gatot Nurmantyo, Mahfud MD: Diberi Salah, Tak Diberi Salah
Kabar ini disampaikan langsung oleh Menko Polhukam Mahfud MD lewat cuitan di akun Twitter pribadinya. Mahfud MD membagikan kabar ini pada Selasa 3 November 2020, sekitar pukul 15.21 WIB.
Dalam cuitannya Mahfud menyatakan bahwa sejumlah tokoh akan mendapatkan peanugrahkan gelar pahlawan dan Bintang Mahaputra, termasuk kepada Gatot Nurmantyo
"Tanggal 10-dan 11 November. Presiden akan menganugerahkan gelar pahlawan Nasional (PN) dan Bintang Mahaputera (BM). Yg dpt gelar PN, antara lain, SM Amin dan Soekanto; yg dpt BM, antara lain, Gatot Nurmantyo dan Arief Hidayat," tulis Mahfud MD dalam cuitannya.
Baca Juga: Megawati: Saya Sering di-Bully. Banyak Orang Tidak Suka Saya
Baca Juga: Subhanallah, Vladimir Putin Kutip Ayat Al Quran Surat As Syura dan Al-Nahl dalam Pidatonya
Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.
Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir.
Pada Juni 2015, ia diajukan Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya.
Baca Juga: Efek Joe Biden, Harga Emas Siap Terbang Tinggi, Ini Harganya
Baca Juga: Subhanallah, Vladimir Putin Kutip Ayat Al Quran Surat As Syura dan Al-Nahl dalam Pidatonya
Gatot bersama tokoh pemerintahan lainnya beserta para aktivis sosial bergabung dalam aksi untuk mendukung toleransi beragama selama periode unjuk rasa di Jakarta pada bulan November 2016.
Bersama dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Tito Karnavian dan aktivis Islam seperti Yenny Wahid, mereka menggalang dukungan untuk persatuan antar agama sebagai penyeimbang dari aksi unjuk rasa yang digelar sebelumnya terhadap Gubernur DKI Jakarta beragama Kristen keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama yang diwarnai elemen intoleransi dan Sinofobia.
Gatot menjadi salah satu tokoh pendiri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Baca Juga: Dewi Tanjung Sebut Habib Rizieq Akan ke Daerah Kediaman SBY: Ada Apakah Antara Rizik dan Cikeas?
Beberapa tokoh lainnya yang ikut mendeklrasikan KAMI adalah Titiek Soeharto (mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan putri dari mendiang Presiden Soeharto.
Kemudian Meutia Hatta (putri dari proklamator Mohammmad Hatta), mantan Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais, eks Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.***