Profil Gatot Nurmantyo, dari Prajurit, Dirikan KAMI, hingga Dianugerahi Bintang Mahaputra

10 November 2020, 07:49 WIB
Mantan Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo akan mendapatkan anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi): penganugerahan Bintang Mahaputra oleh presiden pada Gatot Nurmantyo dinilai ganjil dan tidak tepat waktu oleh DPR. /ANTARA/

JURNALGAYA - Memeringati Hari Pahlawan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan dianugerahi Bintang Mahaputra oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rencananya, penganugerahan akan diberikan 10 November 2020 atau 11 November 2020. Hal tersebut disampaikan Menkopolhukam Mahfud MD dalam akun Twitter pribadinya.

"Tgl 10 dan 11 November 2020 Presiden akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasiona (PN) dan Bintang Mahaputera (BM). Yg dpt gelar PN, antara lain, SM Amin dan Soekanto; yg dpt BM, antara lain, Gatot Nurmantyo dan Arief Hidayat," cuit Mahfud MD.

Baca Juga: Tiba Pukul 09.00 di Indonesia, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab Puncaki Trending Twitter

Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960. Ia merupakan mantan Panglima TNI 2015-2017.

Kariernya di TNI terbilang panjang. Gatot menceritakan, dulu ia hanyalah seorang prajurit pada umumnya yang membela Indonesia.

Sebelumnya, Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang, Jalan Menuju Bandara Soekarno Hatta Macet Total Trending Twitter

Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir.

Pada Juni 2015, ia diajukan Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya.

Gatot bersama tokoh pemerintahan lainnya beserta para aktivis sosial bergabung dalam aksi untuk mendukung toleransi beragama selama periode unjuk rasa di Jakarta pada bulan November 2016.

Baca Juga: 10 November 2020, Habib Rizieq Pulang, Gatot Nurmantyo Terima Penghargaan Bintang Mahaputra

Bersama dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Tito Karnavian dan aktivis Islam seperti Yenny Wahid, mereka menggalang dukungan untuk persatuan antar agama sebagai penyeimbang dari aksi unjuk rasa yang digelar sebelumnya terhadap Gubernur DKI Jakarta beragama Kristen keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama yang diwarnai elemen intoleransi dan Sinofobia.

Gatot menjadi salah satu tokoh pendiri Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Beberapa tokoh lainnya yang ikut mendeklrasikan KAMI adalah Titiek Soeharto (mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan putri dari mendiang Presiden Soeharto.

Baca Juga: Merinding, Jutaan Umat Muslim Dekati Bandara Jemput Habib Rizieq Shihab, Seperti Thowaf

Kemudian Meutia Hatta (putri dari proklamator Mohammmad Hatta), mantan Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais, eks Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.

Kritik terhadap pemerintah pun dilancarkan KAMI, termasuk Gatot Nurmantyo. Dia terbilang paling getol mengkritisi pemerintah dalam berbagai hal.

Keluarga dan Pendidikan

Gatot dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah. Dari pernikahannya dengan Enny Trimurti, ia memiiki 3 orang anak.

Baca Juga: Prabowo Subianto Capres Terkuat 2024, Jauhi Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan

Dalam bidang pendidikan, Gatot Nurmantyo merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982, dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad.

Gatot pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat), Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya dan Gubernur Akademi Militer.

Di bidang lainnya, Gatot juga menjabat sebagai Ketua Umum PB FORKI periode tahun 2014 hingga 2018.*

Editor: Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler