Rangkaian Mitos dan Sejarah Gunung Merapi Sudah Meletus Dashyat Hingga 68 Kali

15 November 2020, 19:40 WIB
Pemandangan Gunung Merapi. /ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho/

JURNAL GAYA - Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Jawa Tengah dengan ketinggian puncak 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Posisinya saat ini lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.

Berdasarkan penelusuran Jurnal Gaya dari wikipedia dan berbagai sumber, siklus erupsi Gunung Merapi terbilang rutin terjadi tiap 2 dan 5 tahun.

Baca Juga: Gunung Merapi Aktif, Destinasi Wisata Mulai Ditutup

Tercatat, Gunung Merapi telah mengalami beberapa kali erupsi dahsyat sejak tahun 1006 silam.

Sejak tahun 1548, Gunung Merapi telah meletus sebanyak 68 kali. Gunung Merapi menjadi salah satu dari 16 gunung api dunia yang termasuk dalam Proyek Gunung Api Dekade (Decade Volcanoes).

Namun sejarah erupsi Gunung Merapi mulai diriwayatkan pada tahun 1006. Diera tahun 1006 itu, letusan Gunung Merapi disebut-sebut mengubah sejarah peradaban Jawa.

Baca Juga: Bahaya! Bertekstur Tajam, Abu Vulkanik Merapi Bisa Rusak Permukaan Candi Borobudur

Gunung Merapi, 14 November 2020 Pantauan Dari Selo Boyolali, Jawa Tengah. BPPTKG Yogyakarta

Erupsi pada tahun 1006 disebut merupakan letusan terdahsyat. Namun riwayat letusan itu menyimpan banyak perdebatan.

Mitos dan legenda muncul karena efek domino dari letusan Gunung Merapi kala itu.

Letusan tersebut merusak peradaban kerajaan Mataram Kuno dan merusak Candi Borobudur dan candi lainnya yang dibuat pada abad ke-9. 1872 Letusan Gunung Merapi yang cukup besar berikutnya terjadi pada tahun 1872.

Baca Juga: Peduli Korban Gunung Merapi, Dr Tirta: 5000 Masker Sumbangan Swasta Untuk Korban Merapi  

Tercatat erupsi saat itu merupakan letusan Gunung Merapi terdahsyat di masanya. Saat itu, erupsi terjadi selama 120 jam tanpa jeda.

Awan panas dan material memusnahkan pemukiman yang berada di ketinggian di atas 1000 mdpl. Letusan Gunung Merapi tahun 1872 berlangsung selama 5 hari.

Era Tahun 1930, letusan Gunung Merapi yang memiliki dampak besar tercatat mulai dari tahun 1006, 1786, 1822, 1872 dan 1930.

Baca Juga: Gunung Merapi Dinyatakan Siaga 3, Ini 7 Potret Museum Merapi yang Bisa Kamu Lihat

Gunung Merapi. RRI

Letusan Gunung Merapi tahun 1930 menimbulkan awan panas yang meluncur hingga 20 kilometer ke arah barat.

Akibatnya, 13 desa terkubur, 23 desa yang dilalui awan panas rusak, dan menewaskan 1.369 penduduk.

Kemudian diera Tahun 2010 menjadi letusan besar terbaru yang memiliki kekuatan yang hampir sama seperti tahun 1872 yang memakan korban nyawa sejumlah 273 orang.

Baca Juga: Potensi Erupsi Eksplosif Merapi Bisa Semburkan Awan Panas Hingga 5 Kilometer

Letusan pada tahun 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan “tipe Merapi” karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20 km – 30 km.

Pascaerupsi pada 2010, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi magmatis pada 11 Agustus 2018, yang berlangsung hingga September 2019.

Gunung Merapi kembali memasuki fase intrusi magma baru, yang ditandai dengan peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan Juni 2020.

Baca Juga: 1.558 Orang Mengungsi Gara-gara Letusan Erupsi Gunung Merapi

Penampakan awan mirip Semar di langit Gunung Merapi, Kamis, 12 November 2020

Setelah letusan ekspolosif pada Juni lalu, kegempaan internal mulai mengalami peningkatan. Kemudian terjadi pemendekan jarak baseline EDM sektor Barat Laut Babadan-RB1 sebesar 4 cm.

Setelah itu, pemendekan jarak terus berlangsung dengan laju sekitar 3 mm/hari sampai September 2020.

Sejak Oktober, kegempaan meningkat makin intensif. Kondisi tersebut sudah melampaui kondisi menjelang munculnya kubah lava pada April 2006, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kondisi sebelum erupsi tahun 2010.

Baca Juga: Amati Foto Ini! Ada Awan Mirip Semar di Langit Merapi, Berikut Penjelasan dari BMKG

Sampai saat ini kegempaan dan deformasi masih terus meningkat. 

Berdasarkan hal tersebut dimungkinakn terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif. Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material, dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

Berdasarkan evaluasi data pemantauan tersebut, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke erupsi yang membahayakan penduduk. ***

Editor: Nadisha El Malika

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler