JURNALGAYA - Bentrokan antara pendukung ulama Habib Rizieq Shihab dengan polisi dalam Aksi 1812 di Jakarta pada Jumat 18 Desember 2020 mendapat sorotan dari media asing.
Al-Jazeera menulis, beberapa ratus pengunjuk rasa yang mengenakan pakaian putih, berkumpul di ibu kota negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Bentrokan terjadi setelah polisi mengatakan kepada kelompok itu bahwa pertemuan besar dilarang di tengah pandemi.
Polisi dengan pengeras suara berusaha mengingatkan pendemo agar kembali pulang ke rumah karena situasi pandemi yang mengkhawatirkan, dan agar aspirasi disampaikan kepada pihak berwenang di kantor, bukan di jalanan seperti itu.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Semangat untuk Korupsi Selalu Ada pada Nafsu Setiap Orang
Para pendukung Habib Rizieq Shihab terlihat mundur, tetapi beberapa ada yang berupaya melawan petugas selama aksi yang disebut '1812'. Mereka menuntut tokoh panutan mereka dibebaskan dari tahanan polisi.
"Demi keselamatan jiwa kita ... polisi dan militer akan membubarkan (pengunjuk rasa) dan bertindak tegas," kata seorang petugas polisi kepada pengunjuk rasa, dengan meledakkan pesan melalui sound system, seperti dikutip Reuters, Sabtu 19 Desember 2020, dengan judul: Pendukung Ulama Garis Keras Indonesia Bentrok Dengan Polisi Di Jakarta.
Aparat telah menyelidiki tokoh kontroversial itu atas pelanggaran protokol kesehatan selama pandemi setelah pertemuan besar yang menandai kepulangannya ke Indonesia pada November setelah melarikan diri ke Arab Saudi pada 2017, tulis Reuters.
Baca Juga: Kapolda Jateng kepada Seluruh Kapolres: Kalau Tak Bisa Kalian yang Akan Saya Tabrak dan Bubarkan