Pengamat : Panglima TNI Harus Cepat Tindak ‘Sandi Cepat’ Temuan Rudal China

- 4 Januari 2021, 23:50 WIB
TNI menunjukan drone laut yang ditemukan di perairan Indonesia.
TNI menunjukan drone laut yang ditemukan di perairan Indonesia. /twitter media selayar/

JURNAL GAYA – Adanya penemuan benda yang mirip rudal atau "drone" di sekitar Perairan Selayar, beberapa waktu lalu harus ditanggapi serius terutama oleh Panglima TNI. Pengamat Politik dan Hankam dari Universitas Muhammadiyah Arqam Azikin, MSi mengatakan Panglima TNI harus gerak cepat menyelidiki 'sandi pesan' drone laut tersebut yang diduga milik China tersebut.

Baca Juga: Perang di Depan Mata, Panglima TNI Minta 923 Lulusan Akademi TNI dan Bhayangkara Bersiap Diri

"Apabila tidak ada cap milik TNI di benda tersebut, berarti benda itu dipastikan punya lembaga dari luar negara kita, dan diperlukan kerja cepat menyelidiki isi "sandi pesan" apa yang di dalam rangkaian alatnya. Pasti ada sejumlah data yang bisa diselidiki dari benda tersebut," beber Arqam di Makassar, dikutip dari ANTARA Senin 4 Januari 2021.

Dilanjutkan Arqam, sudah sangat tepat Panglima TNI langsung memerintahkan jajarannya membawa alat mirip rudal tersebut di bawa ke Mabes TNI untuk meneliti benda tersebut lebih lanjut.

Baca Juga: Hujan Deras Terus Menerpa Selama Beberapa Hari Ini, TNI-Polri Terpaksa Evakuasi Warga Korban Banjir

Mengenai dugaan benda itu milik China atau Amerika Serikat (AS), Arqam mengatakan, disitulah perlu penyelidikan TNI secara tepat dalam mengklarifikasi data-data awal yang ada pada benda itu.

Pasalnya, AS mempunyai pemantau satelit di wilayah Timur Indonesia serta China memiliki kepentingan pada gejolak di laut China Selatan dengan AS. "Benda milik lembaga dari luar negara kita , mesti diselidiki secara mendalam dengan beberapa pertanyaan, mengapa bisa masuk ke perairan Selayar? Apakah pernah terdeteksi oleh radar AL?," katanya.

Baca Juga: Pasca Liburan Nataru, 4 Daerah di Bali Jadi Sorotan Peningkatan Kasus COVID 19

Dia mengatakan, apabila tidak terdeteksi "radar keamanan" wilayah laut Indonesia, berarti sudah menunjukkan kerawanan dan bahaya bagi "penyusupan mata-mata" dengan memakai "drone laut" memasuki perairan Indonesia.

Halaman:

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x