Direstui Raja Salman, Presiden AS Joe Biden Janji Hukum Pembunuh Jamal Khashoggi

- 27 Februari 2021, 21:24 WIB
Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden /Reuters/TOM BRENNER/REUTERS

 

 JURNAL GAYA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji bakal menghukum pihak-pihak yang diduga melanggar hak asasi manusia (HAM) terkait dengan kasus pembunuhan terhadap jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Biden mengatakan hal itu selepas berdialog dengan Raja Arab Saudi, Raja Salman, pada Kamis, 25 Februari 2021.

"Saya berbicara dengan Raja (Salman) kemarin, dan saya menyampaikan dengan jelas bahwa beberapa aturan main akan berubah dan kami akan menyampaikannya pada Jumat atau Senin pekan pekan depan. Kami akan meminta pertanggungjawaban terhadap dugaan pelanggaran HAM," kata Biden dalam wawancara dengan Univision, seperti dikutip Reuters, Sabtu 27 Februari 2021.

Baca Juga: Rest in Peace, Bintang FIlm Hongkong Terkenal Richard Ng Man-tat Tutup Usia

Saingan Donald Trump ini menyinggung soal hubungan luar negeri AS dan Saudi yang kemungkinan bakal berubah dari masa kepemimpinan pendahulunya, Donald Trump.

Mendiang Khashoggi merupakan seorang kolumnis surat kabar The Washington Post yang kerap mengkritik Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman.

Ia dinyatakan tewas dibunuh di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018 setelah sempat dinyatakan hilang.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Minggu 28 Februari 2021, Gawat! Andin Tahu Rendi Dibebaskan Aldebaran dan Pukul Nino

Meski sempat membantah, Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam gedung konsulatnya. Namun, mereka berkeras bahwa kerajaan tak terlibat pembunuhan jurnalis itu.

Mereka menegaskan pembunuhan itu dilakukan oleh pejabat Saudi tanpa diketahui siapapun.

AS menjatuhkan sanksi terhadap tim pembunuh yang disebut-sebut bergerak di bawah perintah Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), Pasukan Harimau, atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Menteri Sandiaga Uno Minta SBM ITB Turut Cegah dan Tangkal PHK Masal

Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka akan memblokir aset Pasukan Harimau. AS juga melarang semua transaksi dengan tim yang mereka sebut dengan nama Rapid Intervention Force tersebut.

Selain Pasukan Harimau, seorang pejabat intelijen Saudi, Ahmed al-Asssiri, juga menjadi target sanksi serupa karena keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi.

Baca Juga: Desak Jokowi Cabut Izin Investasi Miras, Senator asal Papua Barat: Tak Miliki Niat Baik Bangun Papu

Dalam laporan intelijen AS, sang Putra Mahkota adalah pemimpin de facto Saudi, sehingga tak mungkin keputusan besar untuk menghabisi nyawa Khashoggi diambil tanpa sepengetahuannya.

Assiri merupakan bagian dari lingkaran dalam MbS. Ia sebenarnya sempat diadili atas keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi, tapi akhirnya dibebaskan dari segala tuduhan.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x