Jalur Kereta Api Makassar-Parepare, Gunakan Standard Gauge 1.435 mm Pertama di Indonesia

- 10 Maret 2021, 20:39 WIB
Kementerian Perhubungan RI terus menyempurnakan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare.
Kementerian Perhubungan RI terus menyempurnakan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare. /Yugi Prasetyo/Jurnal Gaya

 

JURNAL GAYA – Kementerian Perhubungan RI terus menyempurnakan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare. Bahkan pembangunannya ditargetkan rampung pada tahun 2021 ini. Jalur tersebut terdiri dari Tanete Rilau-Palanro di lintasan sepanjang 42,8 km dan Mandai-Mandalle sepanjang 59,6 km, atau total sepanjang 102,4 km.

Baca Juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Ini Bertambah 5.633 Orang

Direktur Strategi Bisnis & Portofolio PT Len Industri (Persero), Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan ini merupakan proyek mainline (jalur utama) KA pertama di Indonesia yang menggunakan Standard Gauge 1.435 mm.

“Proses pengetesan pertama sistem persinyalan di Stasiun Tanete Rilau yang kita bangun bersama Kementerian Perhubungan di Trans-Sulawesi Jalur Makassar-Parepare sudah dilakuka,” ujar Linus dalam keterangan tertulisnya yang diterima Jurnal Gaya, Rabu 10 Maret 2021.

Baca Juga: Buronan Kasus Korupsi PT POS Diringkus Kejari Bandung, Tiga DPO Masih Kabur

Pengetesan dilakukan bersama konsultan supervisi dan PPK Pengembangan Perkeretaapian Pangkep-Barru pada tanggal 3,4,8 hingga 9 Maret 202. “Meskipun dalam kondisi pandemi yang berat saat memulai tahun 2021, tapi kita tetap bisa menyelesaikan Proyek Strategis Nasional ini tepat waktu dengan memanfaatkan software remote monitoring. Syukur dan puji kepada Tuhan yang Maha Esa,” ungkapnya.

 Baca Juga: Tolak Putusan Hakim, Irjen Pol Napoleon Bonaparte: Saya Lebih Baik Mati, Martabat Keluarga Dilecehkan Begini

Progres pengerjaan Jalur Tanete Rilau-Palanro dikatakan Linus sudah mencapai 96,21% per tanggal 28 Februari lalu setelah melalui supervisi konsultan di lapangan, menyisakan pekerjaan akses jalan dan penataan track. Tahap selanjutnya adalah tescom (testing and commissioning) bersama Kementerian Perhubungan yang akan dilakukan pada tanggal 16-20 Maret 2021 mendatang. 

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mempercayakan pembangunan jalur Tanete Rilau-Palanro kepada PT Len Industri. Sedangkan Jalur Mandai-Mandalle oleh PT Len Railway Systems (anak perusahaan PT Len Industri) sejak Desember 2019.

Baca Juga: Hindari Penyiksaan, Komnas HAM Minta Kapolri Perintahkan Pasang CCTV Disetiap Polres

Akhir tahun lalu ada penambahan pekerjaan dari Kementerian Perhubungan untuk memastikan beroperasinya sistem perkeretaapian Makassar-Parepare secara optimal. Untuk itu dilakukan addendum perpanjangan waktu dari asalnya selesai pada tanggal 31 Desember 2020 menjadi selesai pada tanggal 31 Maret 2021. “Pekerjaan tambahannya berupa pekerjaan penataan track dan stasiun serta penambahan pengadaan dan pemasangan point machine di track,” ujar Linus.

Sementara itu, Pimpinan Proyek Jalur Tanete Rilau-Palanro PT Len Industri, Beni Rahadian, menambahkan, kontrak pengerjaan awalnya ditargetkan selesai akhir tahun 2020. “Namun kami mendapatkan addendum perpanjangan waktu kontrak kerja hingga 31 Maret 2021 karena pekerjaan tambahan dari Dirjen Perkeretaapian Kemenhub. Sejauh ini dari semua paket pekerjaan sampai 28 Februari sudah 96,21% dilaksanakan dan berhasil memenuhi harapan dan target dari Kementerian, Kabalai, Satker,” bebernya. ***

 Baca Juga: Ibunda Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Wafat dalam Usia 88 Tahun

Jalur kereta api Tanete Rilau-Palanro dan Mandai-Mandalle merupakan bagian dari Lintas Makassar-Parepare. Di mana Lintas Makassar-Parepare merupakan tahap pertama pembangunan jaringan kereta api pertama Trans-Sulawesi. Pembangunan Trans-Sulawesi dapat menghubungkan perkotaan atau wilayah yang memiliki potensi angkutan penumpang, barang, atau komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi dan konsumsi energi tetap rendah. Trans-Sulawesi juga mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata, serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan. (*)

Editor: Yugi Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x