Terminal penumpang Bandara Kuabang dibangun dengan dana APBN sekitar Rp50,82 miliar dengan luas 3.500 meter persegi yang dapat menampung hingga 160.000 penumpang per tahun.
Bandara ini juga memiliki landasan hubung (taxiway) 100 x 23 meter dan landasan parkir (apron) 157 x 72 meter, yang mampu menampung sebanyak tiga pesawat jenis ATR dan satu pesawat jenis Boeing.
Baca Juga: Tahun 2021, Jokowi Tetap Fokus Bangun Infrastruktur Negeri ini
Bandara Kuabang difungsikan sebagai alternatif dari Bandara Sultan Babullah di Ternate yang berlokasi dekat dengan daerah Sofifi sebagai ibukota Provinsi Maluku Utara.
Bandara Kuabang merupakan salah satu pintu masuk melalui udara di Kabupaten Halmahera Utara yang penting untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas dari dan ke Kabupaten Halmahera Utara yang memiliki sejumlah destinasi wisata alam dan bahari andalan seperti pantai Luari, taman laut Tupu-Tupu, Tagalaya dan Pawole, laguna Tagalaya, Pulau Kakara, Pulau Bobale, pulau-pulau kecil Loloda dan pantai Panamboang.
Selain itu, bandara ini juga berpotensi melayani orang dan barang, untuk mendukung operasional pertambangan emas yang ada di daerah Gosowong, Kabupaten Halmahera Utara, yang dikelola oleh perusahaan pertambangan PT Nusa Halmahera Minerals.***