Respons Said Aqil Siradj, Imam Besar Masjid New York: Haruskah Gila untuk Pahami Pemikiran yang Gila?

- 6 April 2021, 21:17 WIB
Imam Shamsi Ali
Imam Shamsi Ali /https://nusantarafoundation.org//




JURNAL GAYA - Imam Besar Masjid Islamic Center New York, Amerika Serikat, Imam Shamsi Ali berang dengan pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj hingga menyebut pemikirannya gila.

Sebelumnya, Kiai Said menyebutkan dosen agama di fakultas umum tidak perlu mengajarkan akidah dan syariah. Soalnya khawatir bisa terjerumus ke jurang radikalisme.

"Bagi dosen agama yang mengajar agama di bukan fakultas agama, tidak usah banyak-banyak bincang akidah dan syariah. Cukup dua kali pertemuan. Rukun iman dan rukun Islam," ujar Kiai Said pada sebuah acara diskusi virtual, Senin, 5 April 2021.

Baca Juga: Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj: Tidak Boleh Ada Paksaan Intimidasi

Materi seputar akidah dan syariah, kata Said Aqil, hanya boleh diperdalam di fakultas keislaman. Sebab, jika di luar itu, pelajar dikhawatirkan tak memiliki cukup bekal untuk menyaring mana yang baik dan mana yang sebenarnya kurang baik.

"Kecuali (jurusan) ushuluddin, kecuali jurusan fiqih atau tafsir hadis. Itu terserah, itu harus mendalam. Tapi, kalau dosen yang mengajar di fakultas yang umum, teknik, hukum misalnya, enggak usah banyak-banyak tentang akidah dan syariah. Cukup dua kali," ujarnya.

Kiai Said kembali mengingatkan, jika materi tersebut diajarkan di fakultas umum—di mana tak semua pelajarnya memiliki bekal keislaman yang cukup, maka radikalisme mungkin saja bisa tumbuh. Hal itu yang kemudian membuatnya khawatir.

Baca Juga: WASPADA, BMKG Peringatkan Banjarnegara dan Purbalingga Berpotensi Cuaca Buruk Hingga 8 April

"Kenapa? Kalau ini diperbanyak, nanti isinya surga-neraka, Islam, kafir, lurus, benar, sesat. Terus-terusan bicara itu, jadinya bakal radikal," ucapnya.

Merespons hal tersebut, Imam Besar Masjid Islamic Center New York, Imam Shamsi Ali menyebut cara berpikir Said Aqil cenderung kontra atau bertentangan dengan logika manusia.

Sebab, kata dia, bagaimana mungkin, pelajaran akidah justru membuat orang kehilangan akidah?

"Saya menilai cara berpikir ini kontra logika. Mendalami akidah menjadi penyebab radikalisme? Dan karenanya pelajaran akidah perlu dikurangi untuk mencegah radikalisme? Logikah apakah yang dia pakai?" tanya Imam Shamsi Ali.

Baca Juga: Tiga Anggota Polda Metro Jaya Akhirnya Jadi Tersangka Unlawful Killing Laskar FPI

Lebih jauh, dia sekali lagi menegaskan, pernyataan Said Aqil sama sekali tak logis. Bahkan, dia mengaku tak sanggup memahaminya.

"Atau harus gila (dulu) untuk memahami pemikiran yang gila?" katanya.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x