JURNAL GAYA - Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Laskar FPI Abdullah Hehamahua disebut sebagai 'teroris' oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Ia memprotes keras deskripsi Hehamahua soal pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta beberapa pekan lalu.
Dalam sebuah video di media sosial, Hehamahua mengibaratkan pertemuan itu layaknya Musa menemui Firaun.
"Nabi Musa kembali ke Mesir dengan mukjizat sebagai nabi, kamu kembali ke Indonesia sebagai 'teroris', ngaca dong, Pak Tua," cuit Ngabalin dalam akun Twitter @AliNgabalinNew, Jumat, 16 April 2021.
Nabi Musa merantau ke Madya, setelah 10 thn kembali ke Mesir. Abdullah Hehamahua lari ke Malaisya setelah kembali ke Indonesia menyihir ummat menjadi radikal&ekstrim. Nabi Musa kembali ke Mesir dgn Mu'zizat sbg Nabi, kamu kembali ke Indonesia sebagai"TERORIS" ngaca dong pa'tua. pic.twitter.com/hoJBe9vRGZ— Ali Mocthar Ngabalin (@AliNgabalinNew) April 15, 2021
Disebutkan Presiden Joko Widodo sudah meluangkan waktu untuk TP3. Ia menyediakan waktu khusus untuk mendengar masukan terkait penembakan 6 orang Laskar FPI.
Namun kebijaksanaan Jokowi itu, lanjut Ngabalin, tidak dibalas dengan kebaikan Hehamahua dkk. Dia menilai Hehamahua justru memperkeruh suasana.
Baca Juga: Isu Rombak Kabinet Menguat, Anggota Komisi X DPR RI Pertahankan Nadiem Makarim
Sementara Hehamahua bertanya balik kepada Ngabalin soal definisi ekstrem.
Hehamahua berpendapat perilaku dikatakan ekstrem jika menyimpang dari kriteria normal. Ia mencontohkan orang Islam ekstrem jika tidak menjalankan salat lima waktu.
"Tolong saudara Ngabalin belajar banyak tentang pengertian ekstrem itu apa," katanya.
Sebelumnya, beredar video pernyataan Hehamahua soal pertemuan TP3 dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta. Dalam video itu, ia mengibaratkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan Musa dengan Firaun.
Baca Juga: Ulang Tahun ke 40, Wulan Guritno Banyak Netizen Kira Masih Gadis 20 Tahunan
"Tidak berarti Jokowi itu Firaun, tapi kita menempatkan posisi dia penguasa, seperti ketika Firaun jadi penguasa, dan kami seperti Musa yang perjuangkan kepentingan rakyat, bangsa, kemudian menegakkan keadilan," kata Hehamahua dalam video yang disiarkan dalam kanal Youtube Ustadz Demokrasi.***