Kemudian jika setelah minum obat pelancar haid keluar darah haid, maka dia tidak boleh berpuasa di bulan Ramadhan.
Namun dia memiliki kewajiban mengqadha puasa Ramadhan yang ditinggalkan tersebut di luar bulan Ramadhan, sebagaimana perempuan haid pada umumnya.
Baca Juga: 5 Tips Cantik dan Segar Saat Berpuasa Ala Kiki Kusni, Yuk Tampil Charming Sembari Benahi Hati
Ini sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Muhammad Shaleh Al-Munajjid berikut;
ذا احتاجت المرأة إلى شرب دواء من أجل نزول الحيض ، إما لأنه لا ينزل عليها أصلا إلا بتناول الدواء ، كما هو الوارد في السؤال ، أو لأنه لا ينزل بانتظام ، كما تعتاده النساء ، فلا حرج عليها في ذلك ، متى كان الدواء في نفسه مباحا ، ولم يترتب على تناوله ضرر بها .
فإذا نزل عليها الحيض ، بعد تناول الدواء ، فإنها تترك الصلاة والصوم مدة حيضها ، ثم تقضي الصوم ولا تقضي الصلاة ، كما هو الحال في سائر النساء في حيضهن . قال النووي – رحمه الله – :ولو شربت دواء للحيض فحاضت : لم يلزمها القضاء [ يعني : قضاء الصلاة ] وكذا لو شربت دواء لتلقي الجنين ، فألقته ونفِست : لم يلزمها قضاء صلوات مدة النفاس ، على الصحيح من الوجهين
Jika seorang perempuan butuh minum obat pelancar haid, baik karena haidnya tidak datang sama sekali, sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan, atau siklus haidnya tidak teratur, sebagaimana kebiasaan perempuan, maka tidak masalah baginya minum obat pelancar haid, selama obat itu boleh dikonsumsi dan tidak menimbulkan bahaya pada tubuhnya.
Jika keluar darah haid setelah minum obat, maka dia harus meninggalkan shalat dan puasa selama haid.
Kemudian ia mengqadha puasanya dan tidak boleh mengqadha shalatnya, sebagaimana perempuan haid pada umumnya.
Imam Al-Nawawi berkata jika seorang perempuan minum obat pelancar haid dan kemudian dia haid, maka dia tidak perlu mengqadha shalat.