Tidak batal puasa dengan hal-hal sebagai berikut: dan mengeluarkan darah sebab mimisan, melukai diri atau dilukai orang lain atas seizinnya dan tidak ada sesuatu dari alatnya yang masuk pada lubang tubuh, meski sebagai ganti dari hijamah, sebab tidak ada nash di dalam hal tersebut dan qiyas tidak menuntutnya.
Sementara itu dalam buku Tuntunan Lengkap Puasa dari Hujjatul Islam dan Sulthanul Ulama: Kitab Puasa Imam Al Ghazali dan Syekh Izzuddin bin Abdussalam, dijelaskan menurut ulama segala sesuatu yang keluar dari tubuh, baik berupa darah, nanah, air kencing, nanah, dan sebagainya tidak membatalkan puasa.
Baca Juga: Permohonan Pengecualian Wajib Militer Anggota BTS Akan Diputuskan Akhir Bulan April
Hal yang membatalkan puasa bukanlah sesuatu yang keluar dari tubuh, melainkan sesuatu yang masuk ke dalam tubuh.
Prosesnya melalui saluran terbuka yang terhubung ke saluran jauf yaitu lubang terbuka seperti hidung atau perut.
Hukum melakukan donor darah saat puasa, tidak termasuk membatalkan puasa juga difatwakan oleh Dar Ifta Mesir.
Dalam fatwanya, Lembaga Fatwa Mesir itu mengatakan donor darah dari orang yang berpuasa, tidak termasuk yang membuat puasa batal.
Hal itu dikarenakan donor darah sama dengan bekam. Praktik itu pernah dilakukan Rasulullah saat beliau tengah puasa.
Dar Ifta Mesir berfatwa:
سحب الدم من الصائم غير مفطر؛ لأنه يشبه الحجامة، وقد احتجم رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو صائم، ثم إن سحب الدم مما خرج وليس مما دخل، ولا يفطر ما خرج، لقول ابن عباس رضي الله عنهما: «إنّما الفطر ممّا دخل وليس ممّا خرج»، ولكن يكره ذلك للصائم إن لم يكن له حاجة؛ لأنه قد يضعف عن الصيام فيفطر