JURNALGAYA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengkritisi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta sebagai langkah penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19).
Sentilan itu dilontarkan Mahfud lewat kicauan pada akun media sosial Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Kamis 3 September 2020 petang.
Menurut Mahfud setelah kebijakan PSBB Transisi yang melonggarkan sejumlah aturan yang sebelumnya diketatkan saat PSBB berlaku angka positif Covid-19 di DKI justru semakin tinggi. Padahal angka positif di DKI sempat turun secara signifikan saat PSBB yang ketat.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Umumkan Materai Rp 3.000 dan Rp 6.000 Jadi Satu Tarif Rp 10.000
"Ide dan realitas protokol kesehatan itu benar. Buktinya DKI yang tadinya angka terinfeksi coronanya turun ternyata melonjak lagi secara tajam setelah ada transisi (pelonggaran)," kata Mahfud dalam unggahan twitter.
Mahfud juga membandingkan hal tersebut dengan keadaan di Jawa Timur. Menurutnya dengan memperketat protokol kesehatan, Jawa Timur mampu menekan angka positif Covid-19.
"Sementara di Jatim agak menurun banget, protokol ditingkatkan. Ayo disiplin pakai masker, jaga jarak, cuci tangan," kicau Mahfud.
Ide dan realitas protokol kesehatan itu benar. Buktinya: DKI yg tadinya angka terinfeksi coronanya turun ternyata melonjak lg scr tajam stlh ada transisi (pelonggaran) sementara di Jatim agak menurun bgt protokol ditingkatkan. Ayo disiplin pakai masker, jaga jarak, cuci tangan.— Mahfud MD (@mohmahfudmd) September 3, 2020
Baca Juga: Indonesia, India,dan Australia Disebut Bakal Bangun Koalisi untuk Melawan China
Sebagai informasi, per hari ini, angka positif virus corona (Covid-19) secara akumulatif di Indonesia mencapai 184.268 orang sejak kasus pertama diungkap pada 2 Maret lalu.