"Upaya ini merupakan langkah selanjutnya dalam mewujudkan armada masa depan AS ... sistem (kapal) tak berawak akan melakukan beragam fungsi perang, mulai tembakan mematikan, meletakan ranjau, hingga mengawasi musuh," jelasnya.
"Ini akan jadi perubahan besar, terkait cara kita berperang di laut, untuk tahun-tahun dan dekade mendatang."
AS dan China berkonflik di banyak hal. Mulai dari perdagangan, teknologi, Hong Kong, corona hingga Taiwan dan Laut China Selatan.
Di Laut China Selatan, keduanya juga terlibat ketegangan, di mana AS menentang klaim 80% wilayah perairan itu oleh China dan membantu sejumlah sekutu mengamankan wilayah seperti Filpina.
Sebelumnya dalam laporan AS, Military and Security Developments Involving the People's Republic of China yang dikutip dari website www.defense.gov, Pentagon mengklaim kekuatan militer China lebih besar dari AS.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ditusuk, Presiden Jokowi Instruksikan Usut Tuntas Semua Kasus Lama Penyerangan Ulama
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sejak 2019 disebut terus membuat kemajuan dalam pembaruan angkatan bersenjatanya. China dikatakan melakukan sejumlah reformasi.
Mulai dari membangun sistem militer modern hingga memperkuat kompetensinya untuk melakukan operasi.
"Termasuk pembuatan kapal, di mana RRC (Republik Rakyat China) memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan kekuatan tempur keseluruhan sekitar 350 kapal dan kapal selam termasuk lebih dari 130 kombatan permukaan utama," kata laporan itu.