JURNALGAYA - Gelombang unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang berlangsung 3 hari kemarin diduga diikuti penyusup.
Bahkan ada orang yang sengaja dibayar untuk ikut dalam demo tersebut. Hal itu juga terjadi di Padang.
Kepala Polresta Padang, AKBP Imran Amir mengatakan, puluhan remaja diamankan karena melakukan kericuhan di Kantor DPRD Sumatera Barat di Padang.
Baca Juga: Deretan Kepala Daerah yang Menolak UU Ciptaker, dari Ridwal Kamil sampai Sri Sultan Hamengkubuwono X
Para remaja ini melempari petugas dengan batu dan membawa senjata tajam diduga dibayar orang tidak bertanggungjawab.
"Kami terus dalami persoalan ini untuk menemukan aktor intelektualnya," ujar Imran seperti dikutip Antara, Jumat 9 Oktober 2020.
Setelah memeriksa 84 remaja peserta demonstrasi itu, ditemukan mereka semua adalah pelajar dan pengangguran yang berasal dari luar Padang, di antaranya Padang Pariaman, Dharmasraya, dan lain-lain.
Baca Juga: Ini Dia Aplikasi Online Groceries yang Harus Kamu Tahu Selama Pandemi
Ia mengatakan, remaja itu dibayar Rp50.000 per orang dan diberi makan orang itu dan mereka memang dikondisikan untuk membuat ricuh.