Indonesia Terhantam Badai Resesi, Rizal Ramli: Ubah Strategi dan Pecat Menteri!

- 6 November 2020, 09:36 WIB
Rizal Ramli.
Rizal Ramli. //Instagram/@rizalramli.official

JURNAL GAYA - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, akhirnya menyeret Indonesia masuk ke badai resesi.

Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) resmi menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi kembali minus 3,49 persen pada kuartal III 2020.

Melihat kenyataan berat ini, Ekonom senior Rizal Ramli memberikan pendapat, petaka resesi ini terjadi lantaran tim ekonomi Presiden Joko Widodo tidak memiliki inovasi yang fundamental di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Baca Juga: 4 Budaya Korean Wave untuk Temani PSBB di Rumah Aja

"Karena kebijakan ekonomi super-konservatif dan neoliberal yang sudah gagal. Mengulangi cara yang sama yang telah berulang gagal, atau ubah strategi dan pecat Menteri," tegas Rizal, Jumat 6 November 2020 dikutip dari RRI.

Pada Agustus 2020, Rizal Ramli telah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sudah masuk dalam resesi sejak kuartal II/tahun 2020.

Dalam perhitungan mantan Menko Ekuin pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini,  aroma resesi udah tercium gelagatnya sejak kuartal II/tahun 2020.

Baca Juga: Lagi-lagi Desa Palestina Dihancurkan, PBB: Israel Langgar Hukum

Menurut Rizal, hal ini mengacu pada rumusan yang lazim di dunia internasional.

"Kita bisa lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 yang sebesar 2,97 persen sudah mengalami kontraksi 2 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2019 yang tumbuh 4,97 persen," ungkapnya.

"Kemudian pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi lagi-lagi terkontraksi -5,32 persen atau minus 4,19 persen ketimbang kuartal I/2020," jelasnya.

Baca Juga: Warga Jabar yang akan Jemput Habib Rizieq Dipersilahkan Tapi Tertib!

Rizal juga memberikan penilaian, strategi Menteri Keuangan gagal paham karena hanya fokus mengejar pajak kalangan menengah ke bawah atau yang kecil.

"Sama yang gede-gede tidak berani justru dikasih tax holiday dan pembebasan pajak 20 tahun, dan sebagainya," tukasnya.

 Resesi Sudah Terjadi Sejak Kuartal I/2020

Sementara itu, akhirnya pemerintah  jugamengakui bahwa perekonomian Indonesia mengalami resesi tahun ini. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, resesi sudah terjadi sejak awal kuartal I/2020.

Namun, ia mengatakan, pemerintah sendiri cukup optimis jika resesi Indonesia tidak akan separah negara lainnya. Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak perlu panik.

"Sudah jelas resesi, tetapi dalam menilai resesi ini penting untuk melakukan perbandingan yang fair," kata Febrio dalam media briefing virtual dengan BKF, seperti dilansir Jurnal Gaya dari RRI.

Baca Juga: Jelang Perang Dunia III, Begini Peta Kekuatan Militer AS dan China

Ia mengatakan, ekonomi Indonesia saat itu sudah mengalami penurunan. Dari biasanya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 5 persen, turun menjadi 2.97 persen pada kuartal I/2020.

Penurunan terus berlanjut ke kuartal II yang realisasinya bahkan menjadi  minus 5.32 persen.

Ia mengungkapkan, bahwa perlambatan aktivitas ekonomi menjadi ciri-ciri terjadinya resesi. Febrio memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun ini akan mengalami kontraksi dalam kisaran minus 1.7 persen sampai minus 0.6 persen.

Baca Juga: Koperasi, Solusi Bagi UMKM untuk Bertahan di Tengah Ancaman Resesi

"Kita lihat di kuartal pertama sudah turun, ya kita belum bisa katakan resesi karena belum tahu berapa lama. Sekarang, kita melihat kuartal kedua melemah, kuartal ketiga melemah. Ternyata kuartal pertama, sudah terjadi perlambatan dan ini berkelanjutan," tuturnya.

Ia mengatakan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19. Banyak negara lain yang mengalami hal serupa, bahkan menurut dia, kondisinya jauh lebih parah.

"Contohnya negara India yang tercatat minus 24 persen," pungkasnya.***

Editor: Dini Yustiani

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah