JURNAL GAYA - Buntut pencopotan Kapolda Metro Jawa Irjen Pol Nana Sudjana bukan semata-mata karena kasus pelanggaran protokol kesehatan kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menduga pencopotan tersebut karena dilatar belakangi persaingan calon Kapolri. Kapolri Jenderal Idham Azis awal tahun 2021 memasuki masa pensiun.
"Pencopotan Kapolda metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri dimana Kapolda metro sebagai salah satu calon kuat dari gang Solo," ujar Neta seperti dikutip Jurnal Gaya dari rri.co.id Selasa 17 November 2020.
Baca Juga: Selain Anies dan Habib Rizieq, Polisi Panggil Beberapa Orang Ini Terkait Pernikahan Najwa Shihab
Sehingga, menurutnya, kecerobohan Kapolda Metro yang membiarkan kerumunan massa dalam kasus Habib Rizieq menjadikan alat untuk melengserkan Nana.
“Sehingga kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," kata Neta.
Sementara, lanjut Neta, dalam kasus pencopotan Kapolda Jabar, yang bersangkutan diikutsertakan karena dianggap membiarkan kerumunan massa dalam acara habib Rizieq di Jawa barat.
Baca Juga: Pernikahan Putri Habib Rizieq Diduga Langgar Prokes, Anies Dipanggil Bareskrim Polri Hari Ini
"Memang sejak berkembangnya pandemi Covid 19, polri sudah bersikap mendua dalam menjaga protokol kesehatan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Idham Azis resmi mencopot Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, pada Senin 16 November 2020.
Pencopotan tersebut diduga dilakukan karena buntut acara kerumunan yang digelar oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab. Posisi Nana sendiri digantikan oleh Irjen Pol Fadil Imran yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.
Baca Juga: Gara-gara Pernikahan Putri Habib Rizieq, Anies Baswedan Terancam Satu Tahun Penjara
Seentara itu, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Aboe Bakar Alhabsyi sudah memprediksinya.
Bahkan dirinya tak kaget ketika mendengar kabar tersebut. Ia melihat, pencopotan itu hanya mutasi yang biasa, dan tidak ada yang istimewa.
Buktinya, lanjut Habib Aboebakar, pada tanggal 12 kemarin, Indonesia Police Watch (IPW) sudah memprediksi bakal ada mutasi di tubuh Polri.
Baca Juga: Angka Covid -19 Masih Tinggi, Pemprov DKI: Sambt 2021, Tak Ada Perayaan Natal dan Pesta Tahun Baru
“Polri ini butuh penyegaran, regenerasi harus jalan, memang sudah waktunya ada pergeseran. Apalagi Kapolri mau pensiun awal 2021, jadi perlu ada pengganti. Makanya dapat dipastikan dalam waktu dekat akan ada dua sampai tiga jenderal bintang dua yang bakal naik menjadi bintang tiga,” kata Habib Aboebakar kepada wartawan, seperti dikutip Jurnal Gaya dari rri.co.id Senin 16 November 2020.
Selain itu, menurutnya para perwira yang naik menjadi bintang tiga itu, dipastikan akan masuk dalam bursa calon Kapolri untuk menggantikan Idham Azis.
Tak hanya itu saja, setidaknya ada 30 jendral perwira Polri yang bakal pensiun Para jenderal itu pensiun mulai dari bulan November, Desember, dan Januari 2020. Untuk itu perlu adanya penyegaran.
Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu InI
“Tentunya posisi yang ditempati juga perlu diganti yang baru. Kita berharap para pejabat baru segera adaptasi dengan lapangan, karena menjelang pilkada, misalkan saja di Kalsel ada Pilgub, jadi kapolda baru akan baik segera menyesuaikan,” bebernya.***