Ia menjelaskan, protokol kesehatan seolah hanya menjadi gimmick. Apapun asal dicantumkan kalimat sesuai protokol kesehatan bisa melenggang begitu saja.
Seolah kalimat 'sesuai protokol kesehatan' itu menjadi kartu sakti. Namun ketika di lapangan, massa membludak, pemerintah kemudian meminta maaf karena tidak terhandle.
Seperti kasus Habib Rizieq Shihab kemarin, mulai dari penjemputan di bandara hingga pernikahan anaknya, Najwa Shihab.
Baca Juga: Tenaga Ahli Presiden: Tak Ada Pengecualian, Ulama dan Kepala Daerah Harus Patuhi Protokol Kesehatan
Baca Juga: Intip Tren Bersepeda, Olahraga Populer di Kala Pandemi
Padahal pemerintah tahu, Habib Rizieq memiliki massa yang banyak.
"Kita tahu massanya Habib Rizieq banyak. Harusnya Satgas Covid mengajaknya kolaborasi. Apakah (HRS) sudah diajak dialog? saat ada yang menjemput, sudahkah diajak diskusi?," tutur Tirta.
Tirta melihat, Habib Rizieq seharusnya dirangkul. Jadi, ketika Habib Rizieq mengatakan kepada pengikutnya untuk mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan menjaga jarak, jamaahnya akan mengikuti kata ulamanya tersebut.
Baca Juga: Duga Anies Baswedan Dipermalukan, Fadli Zon: Itu Jadi Iklan Politik Gratis Primetime
Baca Juga: Peluang Bisnis Pesantren Berbasis E-Commerce Besar, Kesempatan Bagi 4 Juta Santri di Indonesia