UMK Kota Bandung Rp 3.742.276, Berikut Potensi dan Sejarah Daerah Pimpinan Oded M Danial Ini

- 22 November 2020, 15:35 WIB
Ilustrasi buruh pabrik tekstil.
Ilustrasi buruh pabrik tekstil. /

JURNALGAYA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi menetapkan besaran upah minimun kabupaten kota (UMK) di Jawa Barat 2021.

Salah satunya Ibu Kota Provinsi Jabar, Kota Bandung. UMK Kota Bandung 2021 sebesar Rp 3.742.276.

Kota Bandung menjadi salah satu daerah penting di Jabar. Ditopang dengan SDM yang mumpuni, Kota Bandung memiliki beberapa sektor unggulan.

Baca Juga: UMK Karawang 2021 Rp 4.798.312 Jadi yang Tertinggi, Ini Potensi dan Sejarah Daerah Bupati Cellica

Baca Juga: Jual Voucher 12x Lebih Banyak Selama 11.11, ShopeePay Berdayakan Bisnis Masyarakat

Salah satunya industri kreatif. Bahkan Kota Bandung kerap disebut kota kreatif.

Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat. Lokasinya terbilang cukup strategis dilihat dari segi komunikasi, perekonomian, maupun keamanan.

Hal tersebut disebabkan oleh:

1. Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya

- Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara.

- Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).

2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.

Secara topografis, Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut.

Di wilayah Kota Bandung bagian Selatan, permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah.

Baca Juga: Kasus Korupsi RTH Pemkot Bandung, Mantan Anggota DPRD Kota Bandung Segera Disidang

Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman Kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung Takuban Perahu.

Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat.

Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis andosol.

Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan.

Sejarah

Dikutip dari situs resmi Provinsi Jabar, Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri.

Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.

Baca Juga: Habib Rizieq Diminta Swab Tengah Malam, FPI Menolak Khawatir Hanya Mencari Kesalahan

Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang.

Ketika kabupaten Bandung dipimpin bupati ke-6, RA Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km).

Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.

Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada.

Baca Juga: Catat, Ini Besaran UMK Jabar 2021

Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya.

Untuk kelancaran pembangunan jalan raya dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.

Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.

Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang).

Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Baca Juga: Latah, di 4 Daerah ini Baliho Habib Rizieq Diturunkan

Sekitar akhir 1808, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru.

Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin bupati.

Dengan kata lain, Bupati RA Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.***

Editor: Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x