Ini Bahaya Mengintai Bagi yang Gemar Minum di Botol kemasan Plastik Bekas! Tinggalkan Cara Itu

4 November 2020, 13:16 WIB
/Unsplash

JURNAL GAYA - Anda gemar minum air putih di dalam kemasan plastik? Kini berpikirlah dua kali karena pemakaian botol plastik kemasan dalam jangka waktu lama bisa membahayakan kesehatan.

Lalu, di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, Anda disarankan untuk melalukan pencegahan ekstra agar penularan tidak terjadi.

Saat Anda menyimpan botol air di atas permukaan umum yang dipenuhi bakteri, kemudian membawanya melewati seseorang yang sedang berbicara atau batuk dalam perjalanan, maka Anda berisiko terkontaminasi patogen.

Baca Juga: Rayakan Awal Bulan November dengan Merchant Baru ShopeePay

Berdasarkan penelitian, botol plastik kemasan yang sudah digunakan berulang-ulang menunjukkan adanya risiko bakteri tumbuh di bagian permukaan botol plastik yang digunakan lebih dari sehari.

"Setelah dua hari atau lebih, koloni mikroorganisme akan membentuk biofilm, mirip dengan cara teritip menempel di perahu," kata profesor mikrobiologi dan patologi di NYU Langone, Philip Tierno seperti dilansir dari Livestrong melalui Antara, Rabu 4 November 2020.

Tierno menjelaskan lebih detail, bahwa lapisan biofilm berlendir ini bisa terdiri dari bakteri di mulut (plak pada gigi Anda sebenarnya adalah sejenis biofilm), yang juga berpotensi mengandung patogen yang ditularkan melalui air serta kuman dari tangan Anda yang mencemari air saat membuka tutup botolnya.

Baca Juga: Road Trip ke Sukabumi, Sambangi Destinasi Wisata Berdaya Magis hingga Berburu Kuliner Legendaris

Lalu bahaya pun  mengintai saat minum, mulut Anda pasti bersentuhan dengan permukaan luar botol yang mengandung kuman.

"Anda bisa mengisi ulang botol sesering yang Anda mau selama 24 jam, tapi kemudian buanglah botol itu," tegas Tierno.

Pernyataan ini didukung studi dalam Journal of Exercise Physiology pada Agustus 2018 yang menemukan, 90 persen botol yang sudah dipakai mengandung patogen, termasuk E. coli.

Baca Juga: Rame Banget, Ashanty Dapat Kejutan Ulang Tahun dari Keluarga dan Timnya

 "Kita juga dapat menemukan organisme lain seperti salmonella dan norovirus. Meskipun organisme ini mungkin tidak dengan sendirinya menyebabkan infeksi, tetapi potensialnya selalu ada," ujar Tierno.

 Laman Mayo Clinic mencatat, bakteri E.coli yang umumnya hidup di usus kebanyakan tidak berbahaya namun beberapa tipenya seperti O157:H7, bisa menyebabkan seseorang diare berdarah, muntah dan kram perut.

Lebih jauh, Tierno juga tidak merekomendasikan Anda mencuci botol sekali pakai untuk membersihkan biofilm dan kuman lainnya apalagi jika sudah lebih dari 48 jam.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Rabu 4 November 2020, Motivasi Al Nikahi Andin Mulai Dicurigai

"Plastik tipis yang digunakan dalam botol sekali pakai memiliki lekukan, celah yang tidak memungkinkan Anda untuk menghilangkan biofilm. Faktanya, kebanyakan botol memiliki label yang bertuliskan, 'jangan digunakan kembali,'" pungkasnya.

 Dibandingkan botol plastik, botol logam atau kaca yang dapat digunakan kembali jauh lebih mudah dibersihkan karena permukaannya yang cenderung rata dan halus.

Unsplash

Bahaya Lainnya:

Kebiasaan minum di air plastik kemasan bekas, ternyata berisiko juga meningkatkan jumlah senyawa beracun yang merembes dari plastik ke dalam air Anda.

Baca Juga: Hasil Sementara Pilpres Amerika, Trump Unggul di 7 Negara Bagian

 sebagai info, sebagian besar botol air sekali pakai terbuat dari polietilen tereftalat (PET ditandai dengan angka 1 di dalam simbol daur ulang). Meskipun ekstrak PET tingkat toksisitasnya rendah atau tidak sama sekali, namun menurut sebuah studi pada Agustus 2019 di Environmental Science & Technology, mencatat bahan ini mengandung beberapa zat yang mengkhawatirkan.

Anda tidak disarankan mencuci botol air plastik di mesin pencuci piring atau air panas sebelum diisi ulang.

 Sebuah studi dalam jurnal Environmental Pollution pada September 2014 menemukan, tindakan memanaskan botol air sekali pakai hingga sekitar 70° Celcius selama satu minggu secara signifikan meningkatkan pelepasan BPA dan antimony.

Baca Juga: Ditanya Netizen Soal Poligami, Jawaban Taqy Malik Malah Bikin Adem!

BPA atau bisphenol-A bisa menganggu endokrin, yang berarti dapat mengganggu hormon tubuh.***

 

 

 

Editor: Dini Yustiani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler