Tak Yakin Vaksin Bisa Cegah Varian Baru Covid-19, BPOM Hingga Kini Belum Lakukan Penelitian

- 25 Maret 2021, 23:17 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian baru.
Ilustrasi Covid-19 varian baru. //Pixabay/iXimus

 

JURNAL GAYA - Hingga kini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum dapat memastikan bahwa vaksin bisa mencegah seseorang kebal terinfeksi varian baru virus corona (Covid-19).

Hal tersebut diungkapkan Juru bicara vaksinasi Covid-19 Lucia Rizka Andalusia dalam acara jumpa pers secara daring, Kamis, 25 Maret 2021.

Ia menyatakan, BPOM hingga saat ini belum melakukan penelitian tersebut.

Soal alasannya, lanjut dia, selain karena baru ditemukan di beberapa negara di Eropa dan Afrika, varian baru Covid-19 juga belum banyak ditemukan di Indonesia.

"Kita tidak bisa mengatakan bahwa ini benar-benar ampuh terhadap semua strain, selama kita tidak mempunyai pembuktian dari suatu uji klinik," ujarnya.

Baca Juga: Respons Acara di Hambalang, Herzaky: Tunggu Kemenkumham Gugurkan Permohonan Gerombolan KLB Abal-abal

"Tapi kita tahu, ini virus baru. Sementara strain virus yang baru, yang terdeteksi di UK, dan beberapa daerah di Afrika itu saat ini ke Indonesia juga baru ditemukan beberapa orang," imbuhnya.

Walau begitu, ia menyatakan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan masih melakukan penelusuran terkait potensi penyebaran virus tersebut.

Rizka mengatakan pihaknya masih terus mengukur efikasi atau akurasi vaksin terhadap varian baru corona.

Akan tetapi mengutip hasil laporan yang diterima organisasi kesehatan dunia (WHO), sejumlah jenis vaksin seperti AstraZeneca diketahui cukup memiliki tingkat efikasi yang tinggi untuk mencegah infeksi corona varian baru.

Uji coba tersebut telah dilakukan WHO di sejumlah negara dengan tingkat penyebaran corona baru yang cukup tinggi seperti di Afrika.

Baca Juga: Kubu Moeldoko Kumpul di Hambalang, Partai Demokrat: Ini Bentuk Frustasi dan Tutupi Rasa Malu

"Dari data yang disampaikan ke WHO, bahwa vaksin tersebut masih memiliki potensi untuk mencegah ya, orang yang terinfeksi virus dengan strain yang baru. Tetapi memang sudah dideteksi penurunan efikasinya. Jadi ini kita harus amati terus," katanya.

Disebutkan, hingga saat ini penelitian terhadap vaksin belum ada yang final. Dia mengatakan pemerintah pun masih melakukan penelitian untuk mengukur akurasi atau efikasi vaksin.

"Jadi kita masih terus berkembang. Penelitian semua vaksin belum ada yang selesai. Apakah itu Pfizer, AstraZeneca, Sinovac belum ada yg selesai. Semua terus berkembang," tandasnya.***

Editor: Dini Yustiani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah